Oposisi Diminta Tahan Godaan untuk Bergabung dalam Pemerintahan

Ilustrasi. Foto: Dok Medcom.id

Oposisi Diminta Tahan Godaan untuk Bergabung dalam Pemerintahan

Dinda Shabrina • 24 April 2024 19:30

Jakarta: Peneliti dari Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Kahfi Adlan Hafiz mengingatkan agar para pihak yang sebelumnya beroposisi untuk tetap konsisten menjadi oposisi hingga pemerintahan baru disahkan. Meski presiden dan wapres terpilih sedang berupaya untuk menemui partai politik yang sebelumnya berseberangan.

“Kita berharap betul, hari ini ada proses politik yang saling menggoda, saling diskusi, bertemu dan sebagainya. Tetapi kami berharap betul kita benar-benar memiliki oposisi yang efektif. Sehingga di dalam parlemen, DPR, partai-partai yang mungkin saja digoda semoga tidak tergoda. Agar mereka bisa tetap stay menjadi oposisi,” kata Kahfi di Cikini, Jakarta Pusat, Rabu, 24 April 2024.

Menurut Kahfi, oposisi dalam suatu pemerintahan sangat penting. Selain untuk mengawasi dan mengontrol pemerintahan yang bertugas, juga demi menjaga kelangsungan demokrasi di Indonesia tetap berjalan.

“Ketika itu bisa dijalankan, betul-betul punya oposisi efektif, di awal pemerintahan, pembentukan pemerintahan, kita bisa percaya, kita bisa memproduksi kerangka hukum yang benar-benar bisa menjamin prinsip pemilu,” ujar dia.
 

Baca juga: 

PKS Buka Peluang Bertemu Prabowo Subianto



Kahfi juga menyampaikan satu-satunya yang bisa diharapkan agar ada oposisi berkualitas ialah dari para partai politik. Meski kualitas rekrutmen dan pola berpolitik parpol Indonesia hari ini masih jauh dari standar yang diharapkan, Kahfi beranggapan pada partai politiklah harapan itu bisa disandarkan.

“Tentu, ada banyak agenda yang bisa kita selesaikan agar kita bisa mendapatkan oposisi yang berkualitas, cerdas, dengan salah satunya, karena kita bersandar pada parpol, maka harus ada semacam reformasi di dalam kerangka hukum parpol itu sendiri,” jelasnya.

Namun, apabila dari partai politik itu sendiri ternyata tidak tahan terhadap godaan untuk masuk dalam pemerintahan berikutnya, maka tidak ada lagi yang bisa diharapkan untuk melanjutkan cita-cita reformasi, yakni menjaga demokrasi tetap berjalan di Indonesia.

“Kalau tidak tahan godaan, ya berarti kita tidak punya oposisi yang baik. Tentu itu bukan hal yang kita harapkan,” ungkap dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Eko Nordiansyah)