Investor Optimistis, Wall Street Capai Rekor tertinggi

Ilustrasi Wall Street. Foto: Unplash

Investor Optimistis, Wall Street Capai Rekor tertinggi

Annisa ayu artanti • 5 December 2024 08:15

New York: Saham-saham AS menguat pada Rabu (Kamis pagi WIB), karena investor mengkaji pernyataan Ketua Federal Reserve Jerome Powell tentang pendekatan yang hati-hati terhadap kebijakan moneter.
 
Melansir Xinhua, Kamis, 5 Desember 2024, indeks Dow Jones Industrial Average naik 308,51 poin, atau 0,69 persen, menjadi 45.014,04. Indeks S&P 500 bertambah 36,61 poin, atau 0,61 persen, menjadi 6.086,49. Indeks Komposit Nasdaq meningkat 254,21 poin, atau 1,30 persen, menjadi 19.735,12.
 
Ketiga indeks tersebut ditutup pada rekor tertinggi baru pada Rabu berkat sentimen optimis yang terus berlanjut di antara para investor.
 
Enam dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir merah, dengan sektor energi dan material memimpin pelemahan dengan kehilangan 2,47 persen dan 0,89 persen.
 
Sementara itu, sektor teknologi dan consumer discretionary memimpin para pencetak keuntungan dengan masing-masing naik 1,77 persen dan 1,20 persen.
 
Baca juga: 

Pascarilis Data Lapangan Kerja, Wall Street Ditutup Bervariasi




Ilustrasi. Foto; Freepik
 
Powell menyatakan The Fed mampu untuk berhati-hati sambil menilai kebutuhan untuk penurunan suku bunga lebih lanjut. Hal itu membuat para pelaku pasar tetap selaras dengan langkah bank sentral selanjutnya.
 
“Pasar tenaga kerja lebih baik, dan risiko-risiko penurunan tampaknya lebih sedikit di pasar tenaga kerja. Pertumbuhan jelas lebih kuat daripada yang kita duga, dan inflasi akan sedikit lebih tinggi. Jadi kabar baiknya adalah bahwa kita dapat sedikit lebih berhati-hati saat kita mencoba untuk menemukan posisi netral,” kata Powell.
 
Dua pejabat Federal Reserve lainnya juga menyuarakan nada yang sama. Presiden Fed St Louis Alberto Musalem menekankan fleksibilitas.
 
Demikian pula, Presiden Fed Richmond Thomas Barkin menyoroti tren positif dalam inflasi dan ketenagakerjaan namun menahan diri untuk tidak membuat penilaian awal, menekankan pentingnya menunggu data tambahan.
 
Juga pada Rabu, ADP melaporkan bisnis AS menciptakan 146 ribu pekerjaan di November, yang mencerminkan stabilitas pasar tenaga kerja tetapi tidak sesuai dengan ekspektasi para analis.
 
Institute for Supply Management (ISM) mengungkapkan kinerja yang lebih lemah dari yang diantisipasi di sektor jasa AS, karena PMI Jasa mencatatkan angka 52,1 persen, menunjukkan aktivitas bisnis yang lebih lemah.
 
Pasar saat ini memperkirakan kemungkinan 77 persen The Fed akan menurunkan suku bunga pada pertemuan mendatang, dibandingkan dengan sekitar 67 persen seminggu yang lalu, menurut FedWatch Tool CME Group.
 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Annisa Ayu)