Utusan Khusus untuk Perubahan Iklim Denmark, Tomas Anker Christensen, saat berbicara di Indonesia Net Zero Summit di Jakarta, Sabtu, 24 Agustus 2024. (Medcom.id / Marcheilla Ariesta)
Marcheilla Ariesta • 25 August 2024 08:43
Jakarta: Denmark punya target sangat ambisius dalam mengatasi perubahan iklim, yakni 70 persen mengurangi emisi gas karbon. Dan mereka berhasil melakukannya.
Utusan Khusus untuk Perubahan Iklim Denmark, Tomas Anker Christensen mengatakan, pemerintahnya yang membuat keputusan politik itu.
“Ketika kami menyepakati target 70 persen, itu muncul dari proses politik saat Perdana Menteri membentuk pemerintahannya dan partai-partai yang akan mendukung pemerintahannya, mereka menetapkannya sebagai syarat bahwa kami harus memiliki target 70 persen,” kata Tomas saat berbicara di Indonesia Net Zero Summit (INZS) 2024 di Jakarta, Sabtu, 24 Agustus 2024.
Ia mengungkapkan, para ilmuwan sempat pesimistis terhadap target tersebut.
“Ilmuwan kami saat itu mengatakan, kami tidak bisa melakukan itu. Itu tidak dapat dicapai,” tegasnya.
Menurut Tomas, sebenarnya pemerintah Denmark juga mengira mencapai target 60 hingga 70 persen itu mustahil. Namun, partai-partai yang mendukung Perdana Menteri mengaku tidak peduli dan terus berkomitmen agar target itu dapat tercapai.
“Agar kami dapat dipercaya, kami harus berada di lintasan 70%. Anda harus pergi dan mencari tahu, dan Perdana Menteri kami memasukkannya ke dalam undang-undang,“ ucapnya.
Di Denmark, target mencapai 70 persen emisi gas karbon dimasukkan ke dalam undang-undang negara dan bersifat mengikat secara hukum. Jika gagal terpenuhi, maka itu melanggar hukum.
“Jadi ketika kami memulai pada tahun 2020, kami sebenarnya tidak tahu bagaimana mencapainya. Dan itulah sebabnya dewan independen yang setiap tahun pada Februari melakukan analisis kebijakan kami, tiga tahun pertama pada dasarnya mengatakan, Anda tidak tahu apa yang Anda lakukan. Anda tidak punya rencana,” cerita Tomas.
Namun sekarang, kata dia, dalam laporan terakhir dengan keempat skenario yang telah dicapai, Denmark bekerja keras dengan para ilmuwan dan mencapai 70 persen emisi gas karbon.
“Dan, faktanya, laporan kami memberi tahu kami bahwa kami mungkin bisa mendekati angka 80% jika kami benar-benar berusaha keras. Dan dengan biaya yang terjangkau,“ ungkap Tomas.
Konferensi perubahan iklim terbesar di Asia, Indonesia Net Zero Summit (INZS) digelar hari ini, Sabtu, 24 Agustus 2024. Dengan tema ‘S.O.S Neraka Bocor: Climate Avengers Assemble!’ konferensi garapan Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) ini mengajak anak muda Indonesia melawan musuh bersama, yaitu “Ik-Lim Ja’Hat”.
“Iklim jahat ini menjadi musuh yang sangat dahsyat, sehingga sudah disebut sebagai ancaman eksistensial, pemusnahan ke-6,” kata Pendiri Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) Dino Patti Djalal di Ballroom Djakarta Theatre, Jakarta.
Dino menjelaskan, disebut pemusnahan ke-6 karena sebelumnya sudah ada lima pemusnahan terhadap spesies-spesies dunia dalam waktu puluhan juta tahun. Ia mengutip pernyataan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, yang mengatakan umat manusia berada dalam kondisi darurat iklim.
Mantan wakil menteri luar negeri itu menuturkan, saat ini dunia diguncang ‘bom atom’ yakni perubahan iklim. “Ini akan selamanya menghantui kita, namun dampaknya jauh lebih besar,” pungkas Dino.
Baca juga: 3 Rekomendasi Denmark agar Indonesia Sukses Transisi Energi