Rupiah Dibuka Menguat ke Rp16.182/USD

Ilustrasi rupiah. Foto: MI/Rommy.

Rupiah Dibuka Menguat ke Rp16.182/USD

Arif Wicaksono • 6 August 2024 10:02

Jakarta: Laju mata uang rupiah dibuka menguat pada pembukaan perdagangan hari ini. Rupiah rebound setelah mata uang Amerika Serikat (AS) tertekan data-data pengangguran dan lapangan kerja yang diatas ekspektasi analis.
 

baca juga:

Masih Kuat, Rupiah Libas Dolar 11 Poin ke Posisi Rp16.189/USD


Bloomberg mencatat laju rupiah dibuka naik 6,50 bps ke level Rp16.182 per USD pada pembukaan Selasa, 6 Agustus 2024. Sementara itu Yahoo Finance melansir rupiah menguat ke Rp16.174 per USD atau naik 0,03 persen.

Sementara itu dolar AS merosot ke level terendah hampir tujuh bulan terhadap sekeranjang mata uang utama Senin, dan merosot tajam terhadap euro dan yen Jepang. Hal ini karena serangkaian data ekonomi minggu lalu meningkatkan prospek penurunan ekonomi AS dan pemangkasan suku bunga yang lebih besar dari Federal Reserve (The Fed).

Indeks dolar, yang melacak mata uang AS terhadap sekeranjang enam mata uang lainnya, turun 0,7 persen menjadi 102,39, setelah merosot hingga level terendah 102,15, level terlemahnya sejak 12 Januari.

Mata uang euro naik 0,5 persen menjadi 1,0968 per USD, setelah naik hingga level tertinggi USD1,1009 per USD, level terkuatnya sejak 2 Januari. Terhadap yen, dolar turun 2,3 persen menjadi 143,13 per USD, mendekati level terlemah untuk tahun ini.

Pendorong aksi jual

Data pekerjaan AS yang lebih lemah dari perkiraan, bersama dengan laporan laba yang mengecewakan dari perusahaan teknologi besar dan meningkatnya kekhawatiran atas ekonomi Tiongkok. Sehingga telah memicu aksi jual global pada saham, minyak, dan mata uang berimbal hasil tinggi dalam seminggu terakhir karena investor mencari keamanan uang tunai.

Imbal hasil Treasury AS turun lebih jauh, indeks saham di zona merah, bitcoin anjlok, dan dolar melemah pada perdagangan Senin, 5 Agustus 2024.

"Karena para pedagang terus bertaruh Fed akan melonggarkan lebih banyak lagi tahun ini daripada yang diperkirakan bahkan pada hari Rabu, USD mengalami sedikit pukulan dengan beberapa pengecualian penting," kata Pedagang Valas di Monex USA di Washington Helen Given dikutip dari Yahoo Finance, Selasa, 6 Agustus 2024.

"Laporan NFP Jumat sedikit mengejutkan sistem global dan pasar sangat khawatir AS mungkin tidak lagi menjadi pendorong pertumbuhan global yang layak," kata dia.

Menurut CME FedWatch, kontrak berjangka dana Fed mencerminkan para pedagang yang memperkirakan peluang hampir 100 persen dari penurunan 50 basis poin pada pertemuan bank sentral September. Data LSEG menunjukkan kontrak berjangka menyiratkan penurunan 127 basis poin tahun ini.

Sementara itu, franc Swiss, mata uang pendanaan perdagangan carry populer lainnya, naik sekitar satu persen menjadi 0,8499 terhadap dolar. Franc, tempat berlindung yang aman secara tradisional, juga diperdagangkan pada level tertinggi dalam tujuh bulan.

"(Itu) semua tampak sebagai reaksi berlebihan yang signifikan terhadap satu laporan pekerjaan yang lemah, terutama ketika kita tahu FOMC tidak akan bereaksi berlebihan dari perspektif kebijakan," kata Analis Pasar di Pepperstone di London Michael Brown.

Dalam mata uang kripto, bitcoin dan ether anjlok pada perdagangan Senin ke level terendah dalam beberapa bulan karena investor bergegas keluar dari aset berisiko. Bitcoin turun 14 persen menjadi USD54.078, menuju penurunan satu hari terbesar sejak November 2022. Ether turun hingga 21 persen ke level terendah sejak Januari.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)