Setelah Rilis Surplus Perdagangan, Rupiah Melemah 0,37%

Ilustrasi rupiah. Foto: MI/Rommy.

Setelah Rilis Surplus Perdagangan, Rupiah Melemah 0,37%

Arif Wicaksono • 16 November 2023 09:49

Jakarta: Rupiah melemah pada pembukaan perdagangan hari ini. Rupiah melemah setelah data-data positif AS bermunculan sehabis data inflasi AS yang dibawah perkiraan analis.

Bloomberg pada pembukaan perdagangan Kamis, 16 November 2023, mencatat mata uang rupiah melemah 0,37 persen atau 57,50 bps ke level Rp15.591 per USD. Yahoo Finance melansir mata uang rupiah melemah 0,41 persen atau 65 bps menjadi Rp15.594 per USD.

Data ekonomi Indonesia yang positif bisa menopang laju rupiah. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Oktober 2023 mengalami surplus USD3,48 miliar, atau berada dalam kondisi surplus selama 42 bulan berturut-turut sejak Mei 2020. Capaian ini di atas konsensus analis sebesar USD3 miliar.
 
"Neraca perdagangan Indonesia telah mencatat surplus selama 42 bulan berturut-turut sejak Mei 2020," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini dalam Rilis Berita Statistik, Rabu, 15 November 2023.

Pudji menjelaskan surplus neraca perdagangan Oktober 2023 ditopang oleh surplus pada komoditas non migas yaitu sebesar USD5,31 miliar dengan komoditas penyumbang surplus utamanya yakni bahan bakar mineral, lemak, dan minyak hewani nabati; serta besi dan baja. Surplus neraca perdagangan non migas pada Oktober 2023 lebih rendah dibandingkan September 2023 dan Oktober 2022.

Penyebab dolar AS menguat

Mata uang dolar AS menguat terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB) karena penjualan ritel AS turun untuk pertama kalinya dalam tujuh bulan pada Oktober namun lebih kecil dari perkiraan. Indeks dolar yang mengukur nilai dolar terhadap enam mata uang utama lainnya menguat 0,32 persen menjadi 104,393.

Departemen Perdagangan AS melaporkan penurunan penjualan ritel sebesar 0,1 persen pada Oktober dibandingkan bulan sebelumnya, disesuaikan secara musiman tanpa memperhitungkan inflasi. Hal itu menandai penurunan bulanan pertama sejak Maret, namun penurunan tersebut lebih kecil dari perkiraan para ekonom.

Indeks harga produsen (PPI) AS pada Oktober menunjukkan kenaikan secara tahunan yang lebih rendah dari perkiraan 1,3 persen, gagal memenuhi proyeksi kenaikan 1,9 persen. PPI inti pada Oktober juga tidak mencapai ekspektasi yang secara tahunan mencapai 2,4 persen dibandingkan dengan proyeksi 2,7 persen dan menurun dari 2,7 persen pada September.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Arif Wicaksono)