Ilustrasi rupiah. Foto: MI/Tri.
Jakarta: Mata uang rupiah dibuka menguat pada pembukaan perdagangan hari ini. Mata uang Garuda naik setelah dolar AS melemah.
Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap Dolar AS yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada Jumat pagi naik 39 poin atau 0,24 persen menjadi Rp15.726 per USD dari penutupan perdagangan sebelumnya sebesar Rp15.765 per USD.
Rupiah menguat setelah mata uang dolar AS melemah secara luas pada perdagangan Jumat akibat serangan sentimen risiko positif menyusul optimisnya laporan pendapatan perusahaan teknologi besar di Wall Street.
Sementara itu para pedagang menunggu data pekerjaan AS yang akan dirilis hari ini untuk mengukur seberapa cepat Federal Reserve dapat mulai menurunkan suku bunganya.
Laporan nonfarm payrolls yang diawasi ketat pada Jumat ini muncul setelah pertemuan kebijakan terbaru The Fed di mana suku bunga tetap stabil seperti yang diharapkan, meskipun Ketua Jerome Powell menolak ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga pada Maret.
Menjelang rilis data tersebut, greenback melemah terhadap sejumlah mata uang, memperpanjang penurunan 0,5 persen di sesi sebelumnya. Indeks dolar terakhir berada di 103,02 dan berada di jalur penurunan mingguan pertama tahun ini.
"Jika kita memiliki angka gaji yang relatif lemah maka saya pikir Anda mungkin akan melihat jarumnya bergerak sedikit lebih jauh ke belakang, mendekati 50-50 untuk ekspektasi penurunan suku bunga Maret," ujar Kepala Strategi FX di National Australia Bank Ray Attrill, dilansir
Channel News Asia, Jumat, 2 Februari 2024.
Perkiraan pasar saat ini menunjukkan peluang sebesar 38 persen untuk pemotongan suku bunga The Fed pada Maret, dibandingkan dengan peluang lebih dari 70 persen pada bulan lalu, menurut alat CME FedWatch. Pemotongan pada bulan Mei hampir sepenuhnya diperkirakan.
Penurunan imbal hasil treasury AS
Prospek penurunan suku bunga AS telah menyebabkan penurunan imbal hasil Treasury, dengan imbal hasil obligasi dua tahun, yang biasanya mencerminkan ekspektasi suku bunga jangka pendek, bertahan pada 4,2086 persen. Ini telah jatuh sekitar 15 basis poin minggu ini.
Imbal hasil obligasi pemerintah bertenor 10 tahun, yang telah anjlok hampir 30bps dalam sepekan, terakhir berada di 3,8840 persen.
Para analis mengatakan kegelisahan baru terhadap bank-bank regional AS pada minggu ini juga memicu perpindahan dana ke obligasi safe-haven. Imbal hasil obligasi bergerak berbanding terbalik dengan harga.