Trump Isyaratkan Kemungkinan Serang Iran jika Tetap Perkaya Uranium

Foto Resmi Gedung Putih Donald Trump. (Tim Transisi Trump-Vance/EPA-EFE)

Trump Isyaratkan Kemungkinan Serang Iran jika Tetap Perkaya Uranium

Riza Aslam Khaeron • 8 June 2025 16:22

Washington: Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali melontarkan pernyataan keras terhadap Iran terkait program nuklirnya. Dalam pernyataan kepada wartawan di atas pesawat Air Force One pada Jumat, 7 Juni 2025, Trump menegaskan bahwa Iran tidak akan diizinkan untuk memperkaya uranium.

Ia bahkan mengisyaratkan kemungkinan aksi militer jika Teheran tetap melanjutkan aktivitas tersebut.

"Mereka tidak akan memperkaya. Jika mereka memperkaya, maka kita harus melakukannya dengan cara lain," ujar Trump kepada wartawan, dikutip dari New York Post pada Jumat, 7 Juni 2025.

"Dan saya sebenarnya tidak ingin melakukannya dengan cara lain, tetapi kita tidak akan punya pilihan. Tidak akan ada pengayaan," lanjutnya.

Komentar Trump muncul setelah laporan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) menyebutkan bahwa Iran telah meningkatkan cadangan uranium yang diperkaya hingga level 60%, meningkat hampir 50% dari Februari hingga Mei — dari 274,8 kilogram menjadi 408,6 kilogram.

Peringatan dari Trump datang setelah pernyataan keras dari Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, yang menolak proposal kesepakatan nuklir yang diajukan AS pada 31 Mei 2025. Dalam pidato televisi pada Rabu, 5 Juni 2025, Khamenei menyebut penghentian pengayaan uranium sebagai tindakan yang "100% bertentangan" dengan kepentingan Iran.

"Siapa kalian yang memutuskan apakah Iran boleh melakukan pengayaan atau tidak?" ujar Khamenei.

"Jika kami memiliki 100 pembangkit listrik tenaga nuklir tetapi tidak memiliki pengayaan, maka itu tidak berguna bagi kami," tegas Khamenei.

Sementara itu, proposal dari Utusan Khusus AS untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, hanya memperbolehkan Iran melakukan pengayaan tingkat rendah untuk keperluan sipil, seperti pembangkit listrik dan medis, dengan syarat menutup fasilitas bawah tanahnya dalam periode tertentu.

Namun Iran menolak. Kesepakatan yang ditawarkan disebut-sebut melarang pengembangan sentrifugal baru dan menghentikan pengayaan uranium di atas 3%, serta memindahkan aktivitas pengayaan hanya di fasilitas atas tanah dengan pengawasan IAEA. Iran tetap bersikeras mempertahankan programnya.
 

Baca Juga:
Ali Khamenei Tolak Proposal Nuklir AS, Bersumpah Tetap Perkaya Uranium

Dialog Nuklir AS-Iran

Trump sebelumnya juga mengatakan bahwa ia telah memperingatkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk tidak melakukan serangan terlebih dahulu terhadap fasilitas nuklir Iran, karena menurutnya AS tengah menjalin komunikasi yang baik dengan pihak Iran.

Meski demikian, Israel dilaporkan meyakinkan Gedung Putih bahwa mereka tidak akan mengambil tindakan militer kecuali jika Trump menyatakan pembicaraan dengan Iran telah gagal.

"Dia mungkin akan masuk perang. Tapi kita tidak akan terseret. Saya mungkin akan masuk dengan sukarela jika kita tidak mendapatkan kesepakatan. Jika kita tidak membuat kesepakatan, saya akan memimpin barisan," ujar Trump dalam wawancara dengan majalah Time pada April 2025.

Pemerintahan Trump telah menggelar lima putaran perundingan dengan Iran, namun belum membuahkan terobosan. Sementara itu, Departemen Luar Negeri AS juga menegaskan bahwa posisi resmi pemerintah adalah menolak segala bentuk pengayaan uranium oleh Iran.

"Faktanya, Presiden Trump telah mencuit bahwa tidak akan ada pengayaan uranium," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Tammy Bruce.

Sebagai tambahan, laporan dari media Israel dan The Wall Street Journal menyebut Iran telah memesan bahan mentah dalam jumlah besar dari Tiongkok untuk produksi rudal balistik. Material tersebut diperkirakan tiba dalam beberapa bulan mendatang.

Trump menutup pernyataannya dengan sinyal bahwa ia tidak akan segan mengambil opsi militer jika Iran terus mengabaikan peringatan AS.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Willy Haryono)