Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti. Foto: Metrotvnews.com/Fachri Audhia Hafiez.
Despian Nurhidayat • 9 November 2025 17:44
Jakarta: Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu`ti, merespons soal dugaan pelaku peledakan di SMAN 72 Jakarta merupakan korban bullying atau perundungan. Dia memahami bahwa kekerasan di sekolah masih menjadi masalah serius.
“Menurut penelitian berbagai lembaga, angkanya masih tinggi. Para murid bisa menjadi korban dan juga pelaku,” ungkap Abdul kepada Media Indonesia, Minggu, 9 November 2025.
Abdul juga menyatakan prihatin dengan kasus ledakan di SMAN 72 Jakarta dan menyampaikan belasungkawa kepada korban. Sementara, dia berharap agar kekerasan di lingkungan sekolah diharapkan tak terulang.
“Kami juga mengharapkan dukungan masyarakat termasuk media agar kekerasan tidak terus terjadi,” ujar Abdul.
Abdul mengatakan pihaknya sedang membahas peraturan menteri tentang sekolah aman. Di dalamnya akan diatur penciptaan lingkungan
sekolah yang aman, ramah, bebas dari kekerasan yang humanis, komprehensif, dan partisipatif melibatkan guru, orangtua, masyarakat, serta para murid.
“Kami berencana membentuk duta anti kekerasan dari kalangan murid seperti pengurus OSIS, Pramuka, kerohanian, dan sebagainya,” ujar Abdul.
Lokasi ledakan di Masjid SMAN 72 Kelapa Gading, Jakarta Utara. Foto: Dok. Media Indonesia.
Terkait dengan masih banyaknya kekerasan, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (
Kemendikdasmen) juga telah menerbitkan peraturan. Beleid itu terkait semua guru memiliki tugas sebagai guru wali yang melaksanakan bimbingan konseling yang dikonversi dengan jam mengajar.
“Sebagai guru wali, para guru diharapkan mendampingi para murid dalam semua hal, tidak terbatas masalah akademik, dan menjadi penghubung sekolah dengan orang tua atau keluarga murid,” kata Abdul.