Ilustrasi. Foto: fahum.umsu.ac.id
Jakarta: Pinjaman online (pinjol) telah menjadi salah satu pilihan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dana cepat tanpa jaminan. Dengan proses yang mudah dan cepat, pinjol memang menawarkan solusi instan.
Namun, dibalik kemudahan tersebut, terdapat dampak yang signifikan, baik positif maupun negatif, apalagi jika melibatkan pinjol ilegal, dampak-dampak seperti bunga tinggi, biaya tersembunyi hingga penagihan yang kasar bisa Anda rasakan.
Dilansir dari berbagai sumber, berikut adalah dampak positif dan negatif pinjaman online:
Dampak Positif Pinjol
1. Akses Keuangan yang Lebih Inklusif
Pinjol membuka peluang bagi masyarakat yang tidak terjangkau layanan perbankan konvensional, terutama UMKM, pekerja informal, dan individu tanpa slip gaji.
2. Proses Cepat dan Tanpa Ribet
Tanpa perlu bertemu langsung atau menjaminkan aset, masyarakat bisa mengajukan pinjaman dalam hitungan menit melalui aplikasi digital.
3. Mendorong Literasi Keuangan Digital
Semakin banyak masyarakat yang mulai mengenal cara mengatur pinjaman, memahami suku bunga, dan menggunakan layanan keuangan berbasis teknologi.
4. Membantu Kebutuhan Mendesak
Pinjol bisa menjadi solusi saat dana darurat belum tersedia, misalnya untuk biaya berobat, sekolah, atau keperluan mendesak lainnya.
Dampak Negatif Pinjol
1. Bunga Tinggi dan Biaya Tersembunyi
Beberapa pinjol, terutama yang ilegal biasanya membebankan bunga harian hingga ratusan persen. Akibatnya, utang pokok bisa membengkak berkali-kali lipat.
2. Penagihan Tidak Etis
Praktik penagihan kasar, teror ke kontak pribadi, dan intimidasi adalah masalah serius dari pinjol ilegal yang tidak diawasi
Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
3. Kecanduan Utang Jangka Pendek
Karena kemudahan akses, sebagian orang terjebak dalam siklus gali lubang tutup lubang. Hal ini bisa berdampak pada keuangan dan kesehatan mental.
4. Penyalahgunaan Data Pribadi
Pinjol ilegal sering meminta akses ke kontak, galeri, dan pesan, lalu menyebarkan data pribadi jika pembayaran terlambat.
5. Gangguan Psikologis
Teror penagihan, tekanan utang, dan rasa malu di hadapan keluarga atau rekan kerja dapat menimbulkan gangguan stres, kecemasan, hingga depresi.