Ilustrasi. Foto: Dok MI
Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah pada pembukaan perdagangan hari ini kembali mengalami pelemahan. Rupiah tak kuasa menahan penguatan yang dialami oleh dolar AS.
Mengutip data Bloomberg, Rabu, 8 Otober 2025, rupiah berada di level Rp16.618 per USD. Mata uang Garuda tersebut melemah 57 poin atau setara 0,34 persen dari Rp16.583 per USD pada penutupan perdagangan sebelumnya.
Sementara menukil data Yahoo Finance, rupiah pada waktu yang sama berada di level Rp16.555 per USD. Rupiah juga kembali melemah dibandingkan dengan penutupan kemarin.
(Ilustrasi. MI/Susanto)
Rupiah dalam tren melemah
Analis mata uang Ibrahim Assuaibi memperkirak rupiah pada perdagangan Rabu, 8 Oktober 2025 akan bergerak fluktuatif, namun cenderung melemah. Rupiah diprediksi bergerak di kisaran Rp16.560–Rp16.600 per dolar AS.
Ia mengatakan, pergerakan rupiah dipengaruhi oleh shutdown pemerintahan AS yang telah memasuki hari keenam. Kegagalan negosiasi antara Kongres dan Gedung Putih akhir pekan lalu membuat sebagian besar instansi federal berhenti beroperasi.
“Senat gagal mengumpulkan 60 suara yang dibutuhkan untuk meloloskan langkah pendanaan jangka pendek,” ungkap Ibrahim.
Dari sisi geopolitik, pasar juga mencermati perkembangan di Jepang setelah Sanae Takaichi terpilih sebagai pemimpin Partai Demokrat Liberal, membuka jalan baginya untuk menjadi Perdana Menteri Jepang berikutnya. Takaichi dikenal sebagai pendukung kebijakan belanja fiskal agresif dan kritikus terhadap langkah Bank of Japan (BOJ) menaikkan suku bunga.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia melaporkan cadangan devisa pada akhir September 2025 mencapai USD148,7 miliar, turun dari USD150,7 miliar pada Agustus. Penurunan disebabkan oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebijakan stabilisasi nilai tukar di tengah ketidakpastian global.