Meski Menyusut, Surplus Neraca Dagang Bikin Rupiah Bernyali Libas Dolar AS

Ilustrasi. Foto: dok MI.

Meski Menyusut, Surplus Neraca Dagang Bikin Rupiah Bernyali Libas Dolar AS

Husen Miftahudin • 16 June 2023 18:35

Jakarta: Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akhirnya ditutup menguat pada perdagangan hari ini, setelah pada beberapa hari terakhir mata uang Garuda tersebut takluk.

Mengutip data Bloomberg, Jumat, 16 Juni 2023, nilai tukar rupiah terhadap USD ditutup di level Rp14.940 per USD. Mata uang Garuda tersebut naik 14 poin atau setara 0,09 persen dari posisi Rp14.954 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi mengatakan penguatan rupiah utamanya disebabkan oleh respons positif para pelaku pasar setelah rilis data neraca perdagangan Indonesia pada Mei 2023 yang tercatat surplus sebesar USD0,44 miliar.

"Meskipun lebih rendah dibandingkan dengan surplus pada April 2023 sebesar USD3,94 miliar, pelaku pasar merespons positif," ungkap Ibrahim dalam analisis hariannya.

Di sisi lain, Bank Indonesia (BI) memandang perkembangan ini positif bagi upaya untuk terus menjaga ketahanan eksternal perekonomian Indonesia.

BI, lanjutnya, terus memperkuat sinergi kebijakan dengan pemerintah dan otoritas lain guna terus meningkatkan ketahanan eksternal dan mendukung pemulihan ekonomi nasional.

Faktor eksternal

Sementara itu, dolar AS beringsut lebih tinggi pada perdagangan Jumat, rebound setelah kerugian semalam yang kuat menyusul data ekonomi yang lemah. Adapun, Bank of Japan mempertahankan suku bunga pada tingkat yang sangat rendah.

Bank sentral Jepang terus menjadi sangat akomodatif setelah pertemuan bank sentral utama terakhir dari minggu yang padat, dengan Bank of Japan mengulangi sikap dovish yang bertentangan dengan kebijakan hawkish yang diambil oleh rekan-rekan secara global.

Bank sentral Jepang mempertahankan target suku bunga jangka pendek minus 0,1 persen dan mengisyaratkan akan terus mengizinkan imbal hasil obligasi pemerintah 10 tahun untuk diperdagangkan dalam kisaran ketat 0,5 persen hingga negatif 0,5 persen.

Presiden ECB Christine Lagarde menindaklanjuti dengan menyatakan kenaikan suku bunga lain di Juli sangat mungkin terjadi dan bank sentral masih memiliki dasar untuk menutupi mencegah inflasi yang tinggi.

Dengan mengingat hal ini, pembacaan akhir indeks harga konsumen zona euro Mei akan dirilis di akhir sesi, dan diperkirakan akan menunjukkan indeks mencapai 6,1 persen secara tahunan, turun dari 7,0 persen pada bulan sebelumnya.

Namun, IHK inti, yang tidak termasuk harga energi dan pangan yang mudah berubah, kemungkinan akan terbukti lebih sulit dijinakkan, dan terlihat turun menjadi 5,3 persen dari 5,6 persen.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, Ibrahim memprediksi rupiah pada perdagangan Senin depan akan bergerak secara fluktuatif meskipun kemungkinan besar akan kembali mengalami pelemahan.

"Untuk perdagangan Senin depan, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp14.920 per USD hingga Rp15.000 per USD," tutup Ibrahim.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)