Kementan Gencarkan Program Pompanisasi Atasi Dampak Kekeringan

Mentan Amran Sulaiman. Foto: MI/Susanto.

Kementan Gencarkan Program Pompanisasi Atasi Dampak Kekeringan

Naufal Zuhdi • 20 September 2024 16:27

Jakarta: Dalam menghadapi bencana kekeringan yang melanda Indonesia akibat kemarau berkepanjangan pada tahun ini, Kementerian Pertanian (Kementan) mengambil langkah cepat melalui program pompanisasi.

Pompanisasi merupakan solusi tercepat untuk mengatasi dampak kekeringan terhadap sektor pertanian. Bantuan pompa tersebut, dikatakan mampu meningkatkan indeks pertanaman dari satu kali menjadi tiga kali per tahun.

"Kalau mau solusi tercepat ya dengan pompanisasi. Makanya kemarin pada sekitaran awal tahun, kami melakukan refocusing anggaran sehingga bisa secepatnya menyalurkan bantuan pompa ke daerah-daerah," ujar Menteri Pertanian Amran Sulaiman di Kantor Kementan, dikutip Jumat, 20 September 2024.

Refocusing anggaran, sambung Amran, dilakukan dengan mengalihkan sejumlah pos kegiatan, seperti seremonial, rapat, dan kegiatan sejenis lainnya. Sehingga sepanjang 2024, Kementan bisa mengalokasikan sebanyak 62.378 unit pompa alsintan dan 9.904 unit irigasi perpompaan.

Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Pusdatin Kementan hingga 12 September 2024, program pompanisasi telah berhasil mengairi lahan tadah hujan seluas 1.048.930 hektare, atau 91,99 persen dari target yang telah ditetapkan.

Amran juga menyebutkan, dirinya harus mengambil solusi yang tercepat karena dampak El Nino sangat serius dan dapat mengganggu ketahanan pangan Indonesia bahkan sampai pada krisis politik.

"Krisis pangan bisa memicu krisis politik. Oleh karena itu, kami berkomitmen untuk mengamankan pasokan pangan dengan cepat," tegas dia.
 

Baca juga: Model Pompanisasi Indonesia Disebut Mirip Program Perairan Sawah di AS
 

Cakupan program pompanisasi


Adapun program pompanisasi ini mencakup pemasangan pompa air di berbagai sentra produksi padi. Menurut Amran, dirinya bersama Wakil Menteri Pertanian Sudaryono dan semua jajaran Kementan turun ke lapangan untuk memastikan gerakan pompanisasi berjalan dengan maksimal.

"Tanpa gerakan masif, kita bisa mengalami kesulitan besar. Saat ini, 22 negara telah menghentikan ekspor pangan," beber Amran.

Tidak sia-sia, kerja keras Amran dan jajaran Kementan dalam program pompanisasi ternyata berhasil membuahkan hasil baik.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras mengalami kenaikan berturut-turut dari Agustus hingga Oktober 2024, yaitu pada bulan Agustus mencapai 2,84 juta ton, September 2,87 juta ton, dan diperkirakan Oktober akan mencapai 2,59 juta ton. Jika proyeksi ini tepat, capaian Oktober tahun ini akan menjadi yang tertinggi selama enam tahun terakhir.


(Program pompanisasi pertanian. Foto: dok Kementan)

Amran menambahkan, untuk mewujudkan swasembada pangan, perlu adanya dukungan dan kerja sama dari semua pihak. "Karena itu kami sangat berterimakasih atas dukungan dan kerjasama dari rekan-rekan media. Berkat bantuan Bapak dan Ibu, program dan kebijakan kami bisa berjalan dengan baik," ungkap dia.

Ke depannya, Amran akan fokus intensifikasi di Jawa dan ekstensifikasi di luar Jawa menjadi prioritas dalam menjaga stabilitas pangan. Dengan langkah konkret ini, Kementan berharap dapat menjadikan Indonesia sebagai negara superpower dalam bidang pertanian.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)