Psikolog Beberkan Kondisi Mental Ibu-Anak Bunuh Diri di Cinere

Ilustrasi penemuan mayat/Medcom.id

Psikolog Beberkan Kondisi Mental Ibu-Anak Bunuh Diri di Cinere

Siti Yona Hukmana • 6 October 2023 19:15

Jakarta: Asosiasi Psikologi Forensik (Apsifor) mendalami status mental dari situasi terakhir kehidupan ibu bernama Grace Arijani Harahapan, 64, dan anak bernama David Ariyanto Wibowo, 38 yang ditemukan kerangkanya di Perumahan Bukit Cinere, Depok, Jawa Barat. Status mentalnya digali dari gaya hidup, kepribadian, dan peristiwa yang dekat dengan kematiannya.

"Kami menyelidiki TKP, kami juga interkolaborasi. Sehingga, informasi data-data baik dari kedokteran forensik dari laboratorium forensik (labfor) kami juga analisis, kami teliti tentunya dengan perspektif psikologis," kata Ketua Asosiasi Psikologi Forensik (Apsifor) Nathanael E.J Sumampouw dalam konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Jumat, 6 Oktober 2023.

Selain itu, psikologi forensik juga mewawancarai orang-orang yang mengenal ibu dan anak tersebut. Termasuk, anggota keluarga inti, kerabat, dan orang yang tidak ada hubungan keluarga namun berinteraksi dengan kedua korban. Total ada 13 orang diwawancara secara intensif dalam waktu kerja kurang lebih 100 jam.

Psikologi forensik juga menganalisis barang-barang yang ada di rumah korban, lalu dokumen yang ditinggalkan, serta aktivitas sosial media dan lainnya. Diketahui, ibu dan anak itu tinggal di sebuah rumah dal Perumahan Bukit Cinere tersebut sejak 1987.

"Ada perubahan relasi interaksi dalam keluarga pascameninggalnya suami Tahun 2011 kurang lebih 11 tahun lalu. Di mana ibu tidak memiliki pekerjaan, dia sebagai ibu rumah tangga, sedangkan saudara David anaknya ini lulus SMA juga tidak memiliki pekerjaan dan hanya beraktivitas penuh di rumah saja," ungkap Nathanael.

Nathanael menyebut ibu Grace memiliki sifat paranoid. Hal itu diketahui dari catatan yang ditinggal, buku-buku yang dibaca, gaya hidup, pola hidup, dan pilihan makanan.

"Jadi, penuh kecurigaan, ada penuh kecemasan, sulit relasi dengan lingkungan sosialnya. Bahkan ada ide-ide atau keyakinan yang salah, yang dimilikinya atau kita sebut dengan irasional," ungkap Nathanael.

Kondisi itu disebut semakin buruk setelah suaminya meninggal. Sebab, suaminya adalah seorang yang selalu memberikan dukungan, memfasilitasi, membantu mengurus rumah tangga, termasuk keuangan. Nathanael mengaku menemukan indikasi ketidakmampuan Grace dalam pengelolaan keuangan dan pengelolaan kegiatan sehari-hari.

"Ini dapat dijelaskan sebagai indikasi kondisi kedukaan yang berkepanjangan, dimana ada indikasi ketidakmampuan juga mengimbangi kehidupan dengan baik, tidak mampu memilah mana yang penting mana yang tidak penting. Jadi, secara umum kami menemukan ada kondisi psikologis terkait dengan depresi, psikologis yang berkaitan dengan HAM," ucapnya.

Selain itu, psikologi forensik juga menemukan indikasi yang cukup kuat berkaitan dengan sindrom negatif Grace. Yaitu menarik diri, putus kontak sosial, kurang merawat diri, dan sindrom negatif yang cukup intens.

Sementara itu, status mental sang anak David diketahui tertutup, menyendiri, kecemasan sosial, kesepian, pasif dalam mengarahkan diri di lingkungan sosialnya. Bahkan frustasi dalam kehidupan yang berkembang menjadi depresi.

"Yang bersangkutan juga menyadari ada masalah, isu kesehatan mental dalam keluarganya. Baik dirinya maupun ibunya dan kemudian ditemukan adanya pandangan skeptik dalam memandang kehidupan, yang mengarahkan kami menemukan adanya indikasi, ide terkait dengan bunuh diri pada saudara (David) ini," beber Nathanael.

Nathanael menyebut perilaku keseharian David lebih berorientasi pada diri sendiri. Dia banyak menghabiskan waktu di dunia digital, bahkan hampir 24 jam berselancar di dunia maya. Perilaku David diketahui dari lagu-lagu yang didengarkan dan film-film yang ditonton.

"Dari koleksi-koleksi tersebut didapatkan nuansa depresi yang kemudian memang ada tema yang mengarahkan pada kematian," ujar Nathaniel.

Hubungan David dan ibunya, Grace disebut sangat dekat. Meski ada perbedaan sikap dalam memahami kehidupan. Selain itu, David juga diketahui sangat patuh kepada orang tuanya. Walau di situasi akhirnya ada ajakan untuk bunuh diri.

"Dalam kondisi depresif dan ini kami menemukan adanya indikator dari catatan-catatan yang dibuatnya salah satunya yang kuat adalah tulisan yang diketiknya melalui laptopnya yang menunjukkan terkait dengan ajakan untuk mengakhiri hidup," katanya.

Grace yang divonis depresif dan ketidakberdayaan memiliki kesepahaman dengan anaknya, David. Sehingga, sepakat bersama-sama mengakhiri hidup.

Nathanael mengatakan keduanya mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri seperti kasus yang ditemukan di Jepang. Inspirasi itu diyakini muncul karena David gemar membaca buku, komik, film hingga lagu Jepang.

"Dan anaknya yang memiliki ide (bunuh diri) tersebut, dia juga mempersiapkan, langkah-langkahnya, settingnya, pada ruang sempit, itu lah pilihannya menjadikan kamar mandi rumah sebagai TKP, kalau melihat secara psikologis," beber Nathanael.

Polda Metro Jaya menyelidiki kasus kematian ibu dan anak ini selama satu bulan. Polisi menyimpulkan bahwa tidak ada peristiwa pidana dalam kematian keduanya.

Hasil penyelidikan itu didapat dari kolaborasi bersama Puslabfor Polri, Apsifor dan dua rumah sakit yakni RS Polri dan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Hengki memastikan kematian ibu dan anak tersebut disebabkan karena bunuh diri.

"Sehingga disimpulkan juga di sini bahwa mereka adalah melakukan bunuh diri dengan cara mengurung diri," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi.

Ditemukan tinggal kerangka

Sebelumnya, warga di Perumahan Bukit Cinere Indah, Kecamatan Cinere, Kota Depok, digegerkan dengan penemuan jasad anak dan ibu yang ditemukan sudah dalam kondisi tulang belulang. Penemuan itu terjadi pukul 09.30 WIB, Kamis, 7 September 2023 berawal dari kecurigaaan warga sekitar terhadap kedua korban yang tidak terlihat keluar dari dalam rumah sekitar satu bulan.

Lampu di rumah korban pun tak pernah menyala. Warga mencoba mencari tahu apa yang terjadi di dalam rumah, hingga akhirnya menemukan kedua korban berdempetan di dalam kamar mandi bagian belakang rumah dalam keadaan berpakaian namun sudah tinggal kerangka.

Warga yang menemukan kedua korban sudah dalam kondisi tulang belulang ini melaporkan ke pihak kepolisian. Polisi langsung mendatangi lokasi dan menemukan sebuah tulisan yang berisi 'siapapun yang membaca tulisan mungkin pada saat melihat tulisan ini saya dan ibu saya sudah meninggal'.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(M Sholahadhin Azhar)