Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Rycko Amelza Daniel. Medcom.id/Siti Yona
Siti Yona Hukmana • 19 August 2024 19:35
Jakarta: Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Rycko Amelza Daniel menyebut tak ada serangan teroris sepanjang 2023 hingga Agustus 2024. Hal ini disebut capaian dari Rencana Aksi Nasional Pencegahan Ekstrimisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme (RAN PE).
"Secara umum kami laporkan, hingga akhir Juli 2024 telah dilaksanakan 126 dari 135 aksi RAN PE atau 93,3 persen yang meliputi, pertama, kontribusi pada kolaborasi penegakan hukum yang menghasilkan zero terrorist attack atau tidak ada serangan teroris terbuka sepanjang tahun 2023 sampai dengan saat ini Agustus 2024," kata Rycko dalam paparannya di The Westin Hotel, Jakarta Selatan, Senin, 19 Agustus 2024.
Rycko mengatakan Global Terrorism Index (GTI) Indonesia pada 2024 juga semakin baik. Dari posisi 24 atau medium impact pada 2022 dan 2023, menjadi posisi 31 atau low impact pada 2024.
RAN PE ini diluncurkan Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin pada Juni 2021. Peluncuran RAN PE implementasi dari Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 7 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme (RAN PE).
Menurut Rycko, sejak diluncurkan pada Juni 2021, implementasi RAN PE di tingkat pusat maupun daerah telah mencatat berbagai capaian keberhasilan melalui kerja sama sinergi kolaboratif seluruh pemangku kepentingan. Kerja sama itu, kata dia, sebagai perwujudan whole of government and whole of society approach yang merupakan pendekatan utama pelaksanaan RAN PE.
Rycko mengatakan RAN PE juga meningkatkan kesadaran dan keikutsertaan seluruh pemangku kepentingan dalam mencegah aksi terorisme. Baik dari unsur pemerintah maupun non pemerintah, meliputi kalangan akademisi, pengusaha, media, organisasi masyarakat sipil (OMS), dan warga masyarakat baik secara kelompok maupun perorangan.
"Dalam upaya pencegahan yang ditunjukkan dengan semakin kuatnya koordinasi multipihak di pusat dan daerah melalui pembentukan forum kemitraan nasional dan tim terpadu, sinergisitas penguatan program deradikalisasi, termasuk lahirnya inisiatif-inisiatif baru di tingkat akar rumput, yang menunjukkan kontribusi nyata OMS dalam upaya membangun public resilience and public engagement, serta joint reporting antara pemerintah dan masyarakat sipil sebagai bahan laporan kepada Presiden RI (Presiden Joko Widodo)," ungkap Rycko.
Baca Juga:
Penangkapan 3 Teroris ISIS Terkait Peningkatan Konsolidasi dan Radikalisme |