Ilustrasi kurs rupiah. Foto: dok MI/Rommy Pujianto.
Husen Miftahudin • 30 January 2024 10:01
Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah kembali mengalami penguatan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan hari ini.
Mengutip data Bloomberg, Selasa, 30 Januari 2024, rupiah hingga pukul 09.14 WIB berada di level Rp15.802 per USD. Mata uang Garuda tersebut naik delapan poin atau setara 0,05 persen dari Rp15.810 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi mengatakan, volume memudar pada sore hari awal pekan ketika investor bersiap minggu depan untuk serangkaian data ekonomi penting AS seperti data non-farm payrolls untuk Januari dan peristiwa penting yang dipimpin oleh pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) dan pengumuman pengembalian dana Departemen Keuangan.
"Laporan terakhir ini akan menguraikan persyaratan pinjaman pemerintah AS untuk kuartal mendatang. Data menunjukkan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) meningkat 0,2 persen bulan lalu setelah penurunan 0,1 persen yang tidak direvisi pada November," ujar Ibrahim.
Dalam 12 bulan hingga Desember, sebut dia, indeks harga PCE meningkat 2,6 persen, menyamai kenaikan November yang belum direvisi. Angka-angka tersebut sesuai dengan ekspektasi konsensus. Tingkat inflasi tahunan berada di bawah tiga persen selama tiga bulan berturut-turut.
Pascadata inflasi, pasar berjangka suku bunga AS memperhitungkan peluang pelonggaran sekitar 47 persen pada pertemuan Maret, turun dari probabilitas 51 persen pada Kamis malam, dan peluang 80 persen yang diperhitungkan pada dua minggu lalu, menurut aplikasi probabilitas suku bunga LSEG.
"Pasar sepenuhnya memperkirakan penurunan suku bunga pertama yang akan terjadi pada pertemuan Mei, dengan probabilitas sekitar 90 persen, turun sedikit dari Kamis malam, yaitu sebesar 94 persen. Sekitar lima penurunan suku bunga masing-masing sebesar 25 basis poin telah diperkirakan pada tahun ini," ungkap Ibrahim.
Baca juga: Dolar AS Berusaha Bertahan Jelang Rilis Data Tenaga Kerja dan The Fed