Inflasi Masih Tinggi, Israel Turunkan Suku Bunga Acuan

Bank Sentral Israel. Foto: Unsplash.

Inflasi Masih Tinggi, Israel Turunkan Suku Bunga Acuan

Arif Wicaksono • 2 January 2024 13:50

Jerusalem: Bank Sentral Israel menurunkan suku bunga pinjaman jangka pendek untuk pertama kalinya dalam hampir empat tahun. Bank sentral menurunkan suku bunga acuannya sebesar seperempat poin dari 4,75 persen menjadi 4,50 persen.

Israel menjadi negara maju pertama yang melonggarkan kebijakannya, menyusul data yang menunjukkan melemahnya perekonomian dan berkurangnya inflasi akibat perang Israel melawan Palestina.

Menjelang keputusan tersebut, para analis terpecah, tujuh analis memperkirakan tidak akan ada tindakan dan tujuh analis memproyeksikan penurunan sebesar 25 basis poin, penurunan pertama sejak 2020.

"Perang ini mempunyai konsekuensi ekonomi yang signifikan, baik terhadap aktivitas ekonomi riil maupun pasar keuangan. Ada banyak ketidakpastian sehubungan dengan perkiraan tingkat keparahan dan durasi perang, yang pada gilirannya memengaruhi besarnya dampak terhadap aktivitas," kata Bank Sentral Israel, dikutip dari Channel News Asia, Selasa, 2 Januari 2024.
 

baca juga:

Pekerja Asia Selatan Migrasi ke Israel


Bank Sentral Israel menambahkan, indikator aktivitas ekonomi dan kondisi lapangan kerja menunjukkan pemulihan bertahap menyusul penurunan tajam yang terjadi seiring pecahnya perang pada 7 Oktober 2024.

Inflasi masih tinggi

Tingkat inflasi menurun menjadi 3,3 persen di November dari 3,7 persen di Oktober namun tetap berada di atas kisaran target tahunan sebesar 1-3 persen. Perekonomian diperkirakan akan mengalami kontraksi pada kuartal keempat dan akhir 2023 dengan pertumbuhan sebesar dua persen.

Bank Sentral Israel mempertahankan perkiraan pertumbuhan ekonomi sebesar dua persen untuk 2023 dan 2024. Bank Sentral Israel juga menetapkan proyeksi pertumbuhan sebesar lima persen untuk 2025.

Inflasi, kata bank tersebut, tampaknya akan turun menjadi 2,4 persen tahun ini. Sementara tingkat suku bunga diperkirakan akan akan turun menjadi 3,75 persen dari empat persen pada akhir tahun ini.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)