Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto OJK Hasan Fawzi. Foto: dok OJK.
Husen Miftahudin • 1 June 2025 15:12
Jakarta: Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta bantuan generasi muda, khususnya Gen Z, untuk berperan sebagai katalis transformasi digital sektor keuangan Indonesia. Hal tersebut untuk memangkas kesenjangan yang terjadi antara indeks literasi keuangan dengan indeks inklusi keuangan yang cukup jauh.
Berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2025, indeks literasi keuangan Indonesia mencapai 66 persen. Sementara indeks inklusi keuangan telah mencapai 80 persen.
Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto OJK Hasan Fawzi, kesenjangan antara literasi dan inklusi keuangan menunjukkan banyak masyarakat yang menggunakan produk keuangan namun belum memiliki pemahaman yang memadai.
Kondisi tersebut, jelas Hasan, berpotensi menimbulkan risiko yang merugikan jika tidak ditangani melalui edukasi keuangan yang tepat dan masif.
"Gen Z memiliki peran penting sebagai agen perubahan dan ujung tombak transformasi digital di Indonesia Timur. Literasi keuangan digital bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan mendasar untuk menghadapi ekosistem keuangan yang terus berkembang," ujar Hasan pada kegiatan Digital Financial Literacy (DFL) di Universitas Pendidikan Muhammadiyah Sorong, Papua Barat, dikutip dari keterangan tertulis, Minggu, 1 Juni 2025.
Baca juga: Miskin Bukan karena Kurang Duit, Tapi Gegara Literasi Rendah! |