Rupiah Menguat Lagi, Pagi Ini Nangkring di Level Rp16.416/USD

Rupiah. Foto: dok MI/Atet Dwi.

Rupiah Menguat Lagi, Pagi Ini Nangkring di Level Rp16.416/USD

Husen Miftahudin • 5 March 2025 09:43

Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan hari ini kembali mengalami penguatan.

Mengutip data Bloomberg, Rabu, 5 Maret 2025, rupiah hingga pukul 09.22 WIB berada di level Rp16.418 per USD. Mata uang Garuda tersebut menguat 27 poin atau setara 0,16 persen dari Rp16.445 per USD pada penutupan perdagangan sebelumnya.

Sementara menukil data Yahoo Finance, rupiah pada waktu yang sama berada di level Rp16.414 per USD. Rupiah menguat 26 poin atau setara 0,16 persen dari Rp16.440 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi memprediksi rupiah pada hari ini akan bergerak secara fluktuatif, meski demikian rupiah diprediksi akan melemah.

"Untuk perdagangan hari ini, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp16.430 per USD hingga Rp16.500 per USD," ujar Ibrahim dalam analisis harian.
 

Baca juga: Dolar AS Makin Jatuh Imbas Kekhawatiran Perang Dagang


(Ilustrasi kurs rupiah terhadap dolar AS. Foto: MI/Susanto)
 

Tarif Trump mulai berlaku


Presiden AS Donald Trump mengonfirmasi tarif 25 persen untuk impor dari Meksiko dan Kanada akan mulai berlaku pada 4 Maret pukul 5:01 GMT. Ia juga menandatangani perintah untuk menaikkan tarif atas barang-barang TIongkok dari 10 persen menjadi 20 persen.

Peningkatan tarif atas barang-barang Tiongkok semakin menegangkan hubungan antara AS dan Tiongkok. Negeri Tirai Bambu tersebut berjanji akan mengambil tindakan balasan terhadap tarif AS untuk melindungi kepentingannya, sementara Kanada mempersiapkan pembalasannya sendiri.

"Tarif ini diperkirakan akan meningkatkan ketidakpastian perdagangan, mengganggu rantai pasokan, dan melemahkan permintaan ekspor, sehingga merugikan pertumbuhan ekonomi dan kepercayaan investor di pasar Asia," jelas Ibrahim.

Memasuki kuartal pertama 2025, konsumsi domestik Indonesia tetap menunjukkan ketahanan yang patut diapresiasi. Sebab di tengah tantangan global yang berlanjut, Indeks Kepuasan Konsumen (IKK) tercatat di level ekspansif 127,2 pada Januari, sedangkan Indeks Penjualan Ritel (IPR) masih tumbuh positif 0,4 persen.

Hal ini menjadi sinyal kuat daya beli masyarakat tetap terjaga dan menjadi pilar utama penopang pertumbuhan ekonomi nasional. Sedangkan stabilitas konsumsi masyarakat tersebut ditopang oleh berbagai kebijakan pemerintah. Di antaranya diskon tarif listrik sebesar 50 persen pada Januari dan Februari 2025.

Program ini tidak hanya membantu menekan pengeluaran rumah tangga, tetapi juga berkontribusi pada terjadinya deflasi sebesar 0,09 persen secara tahunan pada Februari. Di sisi lain, komponen Administered Price pun mencatat deflasi tajam hingga 9,02 persen, menjadi faktor utama penekan inflasi.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)