Serangan Rusia Tewaskan 26 Orang di Ukraina, Dnipro Paling Parah

Petugas mengevakuasi korban tewas di lokasi serangan Rusia di Ukraina. (EPA-EFE)

Serangan Rusia Tewaskan 26 Orang di Ukraina, Dnipro Paling Parah

Willy Haryono • 25 June 2025 20:04

Kyiv: Sedikitnya 26 orang tewas di berbagai wilayah di Ukraina akibat serangan Rusia, menurut otoritas setempat, dalam eskalasi terbaru di tengah saling serang drone antara Moskow dan Kyiv.

Hingga Selasa malam, jumlah korban tewas akibat serangan rudal Rusia pada pagi hari di kota Dnipro, Ukraina tengah, telah bertambah menjadi 17 orang, menurut otoritas lokal. Serangan juga dilaporkan terjadi semalam di beberapa wilayah Ukraina serta di Moskow.

Mengutip dari Al Jazeera, Rabu, 25 Juni 2025, serangan-serangan ini terjadi di tengah memburuknya situasi konflik, saat upaya Amerika Serikat (AS) untuk menengahi gencatan senjata mengalami kebuntuan. Rusia tampak memanfaatkan situasi global, terutama saat perhatian dunia terfokus pada konflik antara Israel dan Iran.

Di wilayah Sumy, serangan Rusia terhadap sebuah desa menewaskan seorang anak laki-laki berusia delapan tahun serta dua orang dewasa, dan melukai tiga orang lainnya, menurut administrasi militer setempat.

Serangan drone juga melukai lima orang di Kharkiv dan empat orang di wilayah Dnipropetrovsk, kata otoritas lokal.

Serangan ini terjadi sehari setelah serangan rudal dan drone berskala besar di ibu kota Ukraina, Kyiv, yang menewaskan sedikitnya 10 orang.

“Mereka semua tinggal di jalan yang sama. Mereka tertidur di rumah masing-masing. Tapi drone Rusia mengakhiri tidur mereka — untuk selamanya,” demikian pernyataan administrasi militer terkait serangan di Sumy melalui Telegram.

Gubernur Dnipropetrovsk, Serhiy Lysak, mengatakan 17 warga Dnipro tewas dan 279 orang lainnya terluka, termasuk anak-anak. Di kota kecil terdekat, Samar, dua orang tewas dan 14 lainnya terluka.

Menteri Luar Negeri Ukraina, Andrii Sybiha, menyebut serangan terhadap Dnipro sebagai “penolakan terhadap perdamaian.”

“Ketika para pemimpin berkumpul di Den Haag untuk KTT NATO, Rusia justru mengirim pesan teror dan penolakan damai,” ujar Sybiha di media sosial.

Ia menyerukan kepada para sekutu Kyiv untuk “meningkatkan tekanan terhadap Moskow” saat aliansi militer itu menggelar KTT yang diperkirakan akan menyepakati peningkatan anggaran pertahanan.

Baca juga:  Serangan Rusia Runtuhkan Gedung di Kyiv, 14 Tewas Termasuk Ibu Hamil

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)