Hari Sarjana Nasional 29 September: Sejarah, Makna, dan Cara Memperingatinya

Jakarta: Setiap tanggal 29 September, Indonesia memperingati Hari Sarjana Nasional. Peringatan ini menjadi momen penting untuk menghargai peran para sarjana dalam pembangunan bangsa sekaligus motivasi bagi mahasiswa agar dapat menyelesaikan pendidikan tinggi.

Hari Sarjana Nasional bukan hanya sekadar peringatan seremonial, melainkan juga refleksi atas tanggung jawab kaum intelektual dalam memajukan Indonesia.

Sejarah Hari Sarjana Nasional

Hari Sarjana Nasional pertama kali dicanangkan pada tahun 2014 oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Penetapan tanggal 29 September dipilih karena bertepatan dengan hari lahir Raden Mas Panji Sosrokartono, tokoh yang dikenal sebagai orang Indonesia pertama yang berhasil meraih gelar sarjana di Polytechnische School, Belanda. 

Selama proses pendidikannya di Belanda, Sosrokartono menarik perhatian karena kemampuannya dalam berbahasa. Beliau menguasai 17 bahasa asing dan 10 bahasa daerah yang ada di Indonesia. Salah satu bahasa yang diketahuinya adalah Bahasa Basque yang berasal dari Spanyol.

Sosrokartono, yang merupakan kakak kandung dari R.A. Kartini ini dipandang sebagai simbol ketekunan dan perjuangan dalam menuntut ilmu, sekaligus menjadi teladan bagi generasi bangsa untuk terus menimba pengetahuan.
 

Baca juga: Ini 5 Beasiswa dari Pemerintah yang Bisa Kamu Coba, Jenjang S1 Sampai S3, bahkan Riset

Makna Hari Sarjana Nasional

Peringatan Hari Sarjana Nasional memiliki makna yang mendalam, antara lain:

• Apresiasi: Memberikan penghargaan kepada para sarjana yang telah berkontribusi untuk masyarakat.
• Motivasi: Mendorong mahasiswa agar bersemangat menyelesaikan kuliah.
• Refleksi: Mengingatkan bahwa gelar sarjana bukan hanya kebanggaan pribadi, melainkan juga tanggung jawab sosial untuk membangun negeri.

Cara Memperingati Hari Sarjana Nasional

Ada berbagai cara untuk memperingati Hari Sarjana Nasional, baik di lingkungan kampus maupun masyarakat umum, antara lain:

1. Mengikuti Seminar atau Diskusi
Kegiatan akademik dapat menjadi sarana untuk meningkatkan wawasan dan menyuarakan gagasan para sarjana.

2. Kegiatan Pengabdian Masyarakat
Mahasiswa maupun alumni bisa turun langsung ke masyarakat melalui bakti sosial, edukasi, atau pemberdayaan masyarakat.

3. Refleksi dan Renungan
Hari Sarjana Nasional juga bisa dijadikan momentum untuk mengevaluasi peran sarjana dalam menghadapi tantangan zaman.