Harga Emas Masih Lanjutkan Tren Bearish, Ini Penyebabnya

Emas batangan. Foto: Mining Weekly.

Harga Emas Masih Lanjutkan Tren Bearish, Ini Penyebabnya

Husen Miftahudin • 30 July 2025 10:37

Jakarta: Harga emas (XAU/USD) sempat melemah tajam selama empat hari berturut?turut, namun kembali pulih tipis pada Selasa (29/7) setelah dolar Amerika Serikat (AS) memangkas sebagian kenaikannya.

Penurunan imbal hasil Treasury AS serta data pasar tenaga kerja yang lemah mendorong minat beli logam mulia, sehingga XAU/USD berhasil menapaki level sekitar USD3.330 per troy ounce pada Rabu (30/9).

"Pulihnya harga emas ini menjadi sinyal awal tekanan jual mungkin mulai mereda, meski tren bearish masih mendominasi grafik jangka pendek," ungkap analis Dupoin Futures Indonesia Andy Nugraha dikutip dari analisis hariannya, Rabu, 30 Juli 2025.

Menurut Andy, berdasarkan analisa teknikal yang menggabungkan pola candlestick dan indikator Moving Average menunjukkan momentum bearish pada XAU/USD sejauh ini masih kuat.

"Jika tekanan bearish berlanjut, harga emas berpeluang turun hingga ke area psikologis USD3.300. Namun apabila support di level tersebut mampu menahan laju jual, koreksi ke atas bisa mendorong XAU/USD menguji resistance di kisaran USD3.344," papar dia.

Sentimen pasar terpengaruh oleh laporan Job Openings and Labor Turnover Survey (JOLTS) bulan Juni yang dirilis oleh Biro Statistik Tenaga Kerja AS (BLS). Data menunjukkan lowongan kerja turun ke 7,437 juta, lebih rendah dari 7,769 juta pada Mei dan di bawah estimasi 7,5 juta, menandakan perusahaan enggan menambah tenaga kerja di tengah ketidakpastian tarif.
 

Baca juga: Harga Emas Dunia Menguat di Tengah Perundingan Dagang AS-Tiongkok


(Ilustrasi pergerakan harga emas. Foto: dok Bappebti)
 

AS-Tiongkok lanjutkan negosiasi perdagangan


Sementara itu, AS dan Tiongkok sepakat melanjutkan pembicaraan untuk mempertahankan gencatan tarif sebelum tenggat dua minggu ke depan, sehingga memperbaiki suasana negosiasi dagang global.

Di sisi konsumsi, Conference Board melaporkan peningkatan Keyakinan Konsumen pada Juli menjadi 97,2, naik dari 93,0 pada Juni dan melampaui ekspektasi 95,0. Kendati demikian, survei menyebutkan banyak keluarga masih mengalami kesulitan mencari pekerjaan, menyoroti arah berlawanan antara sentimen konsumen dan kondisi pasar tenaga kerja. Hal ini menambah lapisan ketidakpastian bagi pelaku pasar yang mencoba menakar kekuatan permintaan domestik AS.

Fokus utama kini tertuju pada keputusan kebijakan moneter Federal Reserve yang akan diumumkan pada Rabu malam waktu AS. Berdasarkan alat CME FedWatch, pasar menilai peluang The Fed untuk mempertahankan suku bunga berada di sekitar 96 persen, sedangkan probabilitas pemotongan 25 basis poin hanya 4 persen.

Komentar dari Gubernur Fed Christopher Waller dan Michelle Bowman juga dinanti untuk petunjuk arah kebijakan selanjutnya. Setelah keputusan suku bunga, rangkaian data ekonomi seperti GDP kuartal II, laporan Nonfarm Payrolls Juli, yang diperkirakan melambat menjadi 102 ribu dari 147 ribu, survei PMI Manufaktur ISM, dan Indeks Harga PCE Inti bakal menyuguhkan panduan lebih lanjut bagi pergerakan XAU/USD.

Selain itu, indeks dolar AS (DXY) kembali menguat 0,25 persen ke level 98,91, memberikan tekanan tambahan pada harga emas. Kenaikan dolar dan imbal hasil obligasi membuat opportunity cost memegang logam mulia meningkat, sehingga trader disarankan untuk menjaga manajemen risiko dengan cermat. Andy juga menekankan pentingnya memantau rentang USD3.300-USD3.344 sebagai acuan utama.

"Pergerakan di bawah maupun di atas level tersebut akan menjadi sinyal penting untuk menentukan arah XAU/USD selanjutnya. Dengan beragam katalis makro dan geopolitik, para pelaku pasar diimbau tetap waspada dan fleksibel menyesuaikan strategi trading mereka," terang Andy.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Husen Miftahudin)