Pemerintah DIY Ajukan Permintaan Tujuh Ribu Dosis Vaksin Antraks

Ilustrasi. Metrotvnews.com.

Pemerintah DIY Ajukan Permintaan Tujuh Ribu Dosis Vaksin Antraks

Ahmad Mustaqim • 11 April 2025 11:47

Yogyakarta: Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengajukan permintaan 7 ribu dosis vaksin antraks ke Kementerian Pertanian. Pengajuan ini menyusul kemunculan kembali penyakit hewan itu di Kabupaten Gunungkidul. Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) DIY mencatat ada puluhan ternak di Kabupaten Gunungkidul telah terpapar antraks. 

"Sebanyak 26 kasus ternak terpapar antraks ini di antaranya di (Kecamatan) Girisubo) 15 ekor dan (Kecamatan) Rongkop 11 ekor," kata Kepala DPKP DIY, Syam Arjayanti, saat dikonfirmasi, Jumat, 11 April 2025. 
 

Baca: Kondisi 3 Warga Gunungkidul Positif Antraks Masih Dipantau
 
Syam mengatakan masyarakat diduga lalai dalam melakukan pencegahan antraks karena saat ada ternak mati justru dipotong dan dikonsumsi. Ia mengatakan perilaku demikian oleh masyarakat sekitar disebut brandu. 

"Ternak yang mati ini semestinya langsung dikubur, bukan kemudian dipotong dan dikonsumsi (dagingnya)," jelasnya.

Ia mengatakan perilaku tersebut diduga menyebabkan antraks menyebar. Syam menyatakan belum bisa memastikan seberapa luas penyebaran zoonosis itu. 

Syam menyatakan petugas sudah melakukan edukasi ke masyarakat sekitar lokasi temuan kasus, disinfeksi lingkungan dan kandang, serta pemberian antibiotik ternak di zona merah. Zona merah yang dimaksud yakni di Desa Tileng, Kecamatan Girisubo dan Desa Bohol di Kecamatan Rongkop

"Langkah ini kami harapkan membuat ternak-ternak mendapatkan kekebalan optimal pada saat puncak lalu lintas ternak kurban," jelasnya. 

Syam mengatakan petugas juga melakukan penelusuran kasus, pengawasan lalu lintas ternak, serta pengawasan ketat terhadap hewan kurban untuk perayaan iduladha.

Sebelumnya tiga warga Kabupaten Gunungkidul positif antraks usai dicek sampelnya di laboratorium. Tiga orang tersebut alami gejala luka di bagian kulit dan dicek positif antraks. 

"Ketiganya sudah mendapatkan perawatan dan tidak ada yang dirawat di rumah sakit. Hingga sekarang kondisinya terus dipantau oleh petugas puskesmas terdekat," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, Ismono, Rabu, 9 April 2025. 

Sementara Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul, Wibawanti Wulandari mengatakan temuan awal kasus antraks ada di Desa Tileng. Setelah itu menyusul Desa Bohol. Menurutnya, temuan kasus di dua lokasi berbeda tidak saling berkaitan dan butuh kajian mendalam. 

"Kemungkinan tersebut bisa karena dari lokasi kasus pertama ada peristiwa penyembelihan bangkai sapi untuk kemudian dipindahtempatkan sejauh satu kilometer sehingga darah dari penyembelihan bisa memicu penularan yang lebih banyak," kata dia. 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Deny Irwanto)