Mendiktisaintek Baru Diharap Berani Berantas Korupsi di Dunia Pendidikan

Mendiktisaintek Brian Yuliarto. Foto: Tangkapan layar Youtube Setpres.

Mendiktisaintek Baru Diharap Berani Berantas Korupsi di Dunia Pendidikan

Atalya Puspa • 20 February 2025 14:09

Jakarta: Brian Yuliarto resmi dilantik sebagai Menteri Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi (Mendiktisaintek) menggantikan Satryo Soemantri Brodjonegoro. Pengamat Pendididkan Ina Liem berharap Brian berani memberantas korupsi di dunia pendidikan dan membawa gebrakan baru. 

"Saya juga berharap menteri yang baru bisa membawa inovasi yang mampu meningkatkan kualitas universitas kita, bukan hanya lebih kreatif dan relevan bagi industri, tetapi juga cukup kompetitif untuk menarik mahasiswa internasional ke Indonesia," kata Ina saat dikutip dari Media Indonesia, Kamis, 20 Februari 2025.

Ina menyatakan bahwa Mindiktisaintek saat ini menghadapi tantangan besar. Mulai dari tingginya angka pengangguran Gen Z hingga rendahnya daya serap fresh graduate di industri.

Dia menyampaikan kurang dari 50 persen lulusan mendapatkan pekerjaan dalam satu tahun. Selain itu, transformasi perguruan tinggi juga menjadi isu krusial.
 

Baca juga: 

Satryo Brodjonegoro Jadi Menteri Pertama di Kabinet Prabowo yang Kena Reshuffle


Dengan adanya kebijakan efisiensi anggaran, harapannya langkah ini dilakukan secara tepat. Sehingga, efisiensi tidak membebani mahasiswa melalui kenaikan UKT atau penghapusan program strategis. 

"Efisiensi seharusnya menyasar pengeluaran yang tidak esensial, seperti kegiatan seremonial, dan yang paling utama, menutup celah kebocoran anggaran," sebut dia.  

Selain itu, Ina menyampaikan universitas di Indonesia perlu lebih tersegmentasi untuk memaksimalkan anggaran dan meningkatkan daya saing. Secara garis besar, perlu ada pembedaan yang jelas antara universitas berbasis riset dan universitas terapan. 

Universitas berbasis riset bisa difokuskan untuk mendorong inovasi dan publikasi ilmiah.  Sedangkan universitas terapan lebih diarahkan untuk berkolaborasi dengan industri, mencetak lulusan yang siap kerja dengan skill sesuai kebutuhan pasar. 

"Dengan demikian, anggaran riset yang terbatas bisa lebih dioptimalkan, daripada tersebar merata tanpa dampak yang signifikan," ujar dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Anggi Tondi)