SPKLU PLN. Foto: dok Neta.
Gervin Nathaniel Purba • 30 August 2025 11:44
Jakarta: Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) mengalami pertumbuhan masif pada 2025. Hal ini menjadi pertanda bagus, namun wajib juga memperbanyak pembangunan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU).
"Kami melihat pemerintah serius untuk terus memperkuat infrastruktur pendukung KBLBB. Meski begitu, dengan tren pertumbuhan adopsi KBLBB yang terus tumbuh, penambahan SPKLU juga perlu digenjot," ujar Project Management Unit ENTREV, Eko Adji Buwono, dalam Focus Group Discussion (FGD) Penguatan Ekosistem KBLBB, dikutip dari keterangan tertulis, Sabtu, 30 Agustus 2025.
Jika mengutip data Korlantas Polri per Agustus 2025, jumlah SPKLU yang tersedia tercatat sebanyak 4.134 unit. Sementara jumlah Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKU) 1.902 unit di seluruh Indonesia.
Eko menilai kehadiran SPKLU sangat penting untuk mendukung pertumbuhan KBLBB. Di satu sisi, dia mengapresiasi langkah serius pemerintah yang meningkatkan jumlah SPKLU hingga 18 kali lipat dibandingkan 2021.
(Ilustrasi mobl listrik. Foto: Medcom.id)
Terganjal area komersial, PLN kesulitan bangun SPKLU
PT PLN (Persero), sebagai pemegang mandat kelistrikan dari pemerintah, terus mendorong penambahan jumlah SPKLU di berbagai daerah. Hal ini bertujuan untuk mencapai rasio 17:1 antara KBLBB dan SPKLU. Namun PLN menemui kendala dalam membangun SPKLU.
"Sampai saat ini, kadang masih kesulitan membangun SPKLU di daerah karena aspek komersial," jelas Vice President Pengembangan Produk Niaga PLN Rudiana Nurhadian.
Guna mengatasi kendala tersebut, sementara ini
PLN memilih untuk memastikan ketersediaan SPKLU di setiap unit PLN di seluruh Indonesia. Agar masyarakat punya rujukan pasti saat ingin mengisi daya melalui SPKLU.
"Sehingga kami pastikan bangun SPKLU di kantor PLN yang jumlahnya ada sekitar seribu di seluruh Indonesia. Sehingga masyarakat kalau bingung mau ngecas KBLBB di mana, datang saja ke kantor PLN terdekat," kata Rudiana.
Selain mendorong peningkatan kuantitas, PLN juga mendorong penguatan kualitas SPKLU. Terlebih mayoritas SPKLU yang tersedia saat ini adalah medium charging yang membutuhkan waktu pengisian daya cukup lama. Tak lupa, Ia mengingatkan PLN membuka kolaborasi dengan swasta atau masyarakat untuk penyediaan SPKLU.
"Ke depan akan fokus pada
fast (
charging) dan
ultra fast (
charging). Khususnya untuk SPKLU di lokasi yang tidak memungkinkan untuk menunggu lama seperti
rest area," ucap Rudiana.