Ambruk 77 Poin, Rupiah Sudah 'Hancur Lebur' Pagi-pagi

Ilustrasi. Foto: dok MI.

Ambruk 77 Poin, Rupiah Sudah 'Hancur Lebur' Pagi-pagi

Husen Miftahudin • 7 May 2025 09:43

Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan hari ini mengalami pelemahan.

Mengutip data Bloomberg, Rabu, 7 Mei 2025, rupiah hingga pukul 09.26 WIB berada di level Rp16.526,5 per USD. Mata uang Garuda tersebut melemah 77,5 poin atau setara 0,47 persen dari Rp16.449 per USD pada penutupan perdagangan sebelumnya.

Sementara menukil data Yahoo Finance, rupiah pada waktu yang sama berada di level Rp16.519 per USD. Rupiah melemah 74 poin atau setara 0,45 persen dari Rp16.445 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi memprediksi rupiah pada hari ini akan bergerak secara fluktuatif, meski demikian rupiah diprediksi akan menguat.

"Untuk perdagangan hari ini, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp16.390 per USD hingga Rp16.450 per USD," ujar Ibrahim dalam analisis hariannya.
 

Baca juga: Ambruk 0,59%, Dolar AS Masih Belum Mampu Bangkit


(Ilustrasi kurs rupiah terhadap dolar AS. Foto: MI/Susanto)
 

Pasar optimis belanja pemerintah dikebut


Menurut Ibrahim, pasar optimis, konsumsi atau belanja pemerintah akan terus dipercepat dan mitigasi dampak ketidakpastian terus dilakukan, usai ekonomi tumbuh 4,87 persen secara tahunan pada kuartal I-2025. Pemerintah terus memperluas cakupan implementasi program prioritas bernilai tambah lebih tinggi seperti Makan Bergizi Gratis (MBG).

Diketahui, program MBG telah ditambah anggarannya menjadi Rp171 triliun. Sementara realisasinya mulai terjadi percepatan sejak Maret dan mencapai Rp2,3 triliun per April. Sebelumnya dalam dua bulan pertama tahun ini, realisasi hanya mencapai Rp300 miliar.  

"Selain itu, pemerintah turut memberikan dukungan untuk sektor perumahan melalui insentif perpajakan, termasuk dengan perluasan target perumahan melalui Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) menjadi lebih tinggi dari sebelumnya 220 ribu," papar Ibrahim.

Adapun, belanja pemerintah memang sempat tertahan akibat efisiensi dan realokasi anggaran yang dilakukan pada awal tahun. Alhasil, belanja K/L tertahan sejak Januari hingga Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati membuka blokir anggarannya pada Maret 2025.

Pada kuartal I/2025, seluruh komponen pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) tumbuh positif kecuali konsumsi pemerintah yang kontraksi 1,38 persen secara tahunan atau year on year (yoy). "Sementara dalam menghadapi ketidakpastian global yang berdampak pada ekonomi domestik, perlu dilakukan pemantauan secara berkala dan upaya mitigasi dampak ketidakpastian," jelas dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)