Pengunjung berinteraksi dalam pameran ADEXCO 2025. Foto: dok ADEXCO.
Ade Hapsari Lestarini • 17 June 2025 19:55
Jakarta: Indonesia, sebagai ekonomi terbesar di Asia Tenggara, memiliki tanggung jawab besar dalam membangun ketahanan berkelanjutan. Mengingat kerentanannya terhadap berbagai risiko bencana seperti aktivitas seismik, banjir, dan dampak perubahan iklim.
Menilik hal itu, Asia Disaster Management & Civil Protection Expo & Conference (ADEXCO) 2025 diharapkan menjadi katalisator sinergi antarpemangku kepentingan dalam menjawab tantangan kemanusiaan dan lingkungan yang semakin kompleks. Hal ini juga selaras dengan laporan UNDRR yang menyebut Asia sebagai kawasan paling rentan terhadap bencana, terutama banjir.
ADEXCO edisi keempat merupakan pameran dan konferensi internasional yang berfokus pada penanggulangan bencana, mitigasi risiko, dan perlindungan sipil lintas sektor. Mengusung tema "Toward Resilient Nations: Integrated Disaster Risk Reduction for Southeast Asia", ADEXCO 2025 akan diselenggarakan pada 10-13 September 2025 di JIExpo Kemayoran, Jakarta. Sebagai salah satu inisiatif strategis nasional, penyelenggaraan ADEXCO 2025 melibatkan berbagai lembaga kunci, seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, serta Kementerian Perindustrian.
Sinergi tersebut turut dilengkapi oleh dukungan teknis dan operasional dari TNI, Polri, Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), serta Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) guna mewujudkan kolaborasi menyeluruh dalam membangun ekosistem perlindungan sipil yang adaptif dan responsif.
Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB Raditya Jati mendukung penuh terhadap penyelenggaraan ADEXCO 2025 sebagai platform strategis kolaborasi antara lembaga usaha dan pemerintah (People, Private, Public, Partnership) dalam mendorong industrialisasi kebencanaan di Indonesia.
"Kami memberikan dukungan penuh terhadap penyelenggaraan ADEXCO, karena dari perspektif pemerintah, forum ini terbukti efektif dalam mempertemukan para pemangku kepentingan utama di sektor penanggulangan bencana. ADEXCO menjadi ruang strategis bagi berbagai pihak untuk mengakses dan mengeksplorasi perkembangan sains, teknologi, serta solusi kebencanaan mutakhir di tingkat global. Inisiatif ini merupakan langkah penting dalam mendorong industrialisasi kebencanaan sebagai bagian dari penguatan kapasitas nasional menuju center of excellence di bidang penanggulangan bencana, dalam merespons future crisis akibat perubahan iklim dan bencana, menuju resiliensi yang berkelanjutan," ujar dia, dalam keterangan tertulis, Selasa, 17 Juni 2025.
Ajang ini dirancang untuk mempertemukan para pemangku kepentingan dari berbagai latar belakang baik pemerintah, penyedia teknologi, lembaga kemanusiaan, militer, serta sektor swasta dan publik dalam satu ekosistem kolaboratif guna menampilkan pemikiran strategis, keahlian teknis, dan solusi inovatif di bidang manajemen bencana.
Menegaskan posisinya sebagai bagian dari ekosistem industri strategis, tahun ini ADEXCO juga akan hadir melalui skema
co-location bersama sejumlah pameran utama dalam IEE Series, yakni Construction Indonesia, Concrete Show SEA dan Water Indonesia.
Country Manager Pamerindo Indonesia, Lia Indriasari, menegaskan kolaborasi ADEXCO dengan rangkaian Indonesia Energy & Engineering Series merupakan bentuk nyata pendekatan lintas sektor yang dibutuhkan untuk menjawab tantangan masa kini.
"Dengan menyatukan ADEXCO bersama berbagai pameran sektor energi, konstruksi, dan teknologi dalam IEE Series, kami menciptakan ruang dialog dan sinergi yang lebih luas. Penanggulangan bencana tidak bisa berdiri sendiri tapi harus terintegrasi dengan infrastruktur, pasokan energi, dan sistem layanan publik yang tangguh. Inilah semangat kolaboratif yang ingin kami hadirkan melalui ADEXCO 2025," jelas Lia.
Sinergi tematik ini menghadirkan pendekatan lintas sektor dalam menjawab tantangan kebencanaan yang semakin kompleks, terutama pada keterkaitan sistemik antara sektor konstruksi, energi dan air. Dengan dasar kolaborasi tersebut, ADEXCO kian mendorong penguatan manajemen risiko, peningkatan koordinasi tanggap darurat, serta pengembangan solusi terintegrasi dan inovatif. Inisiatif ini juga memperluas ruang pembelajaran lintas industri, advokasi kebijakan, penguatan regulasi, dan upaya menjaga ketahanan di tengah krisis.
Pengunjung berinteraksi dalam pameran ADEXCO 2025. Foto: dok ADEXCO.
Mendukung kesiapsiagaan regoinal terhadap bencana
Dalam pelaksanaannya, ADEXCO 2025 mengusung sejumlah tujuan utama, yakni mendorong sinergi antarnegara dan antarsektor dalam memperkuat kesiapsiagaan regional terhadap
bencana alam. ADEXCO juga berperan sebagai platform bagi pelaku industri dan institusi untuk memperkenalkan teknologi serta strategi manajemen bencana terkini, sekaligus menyediakan ruang edukasi publik dan pelatihan praktis terkait keselamatan dan tanggap darurat.
Pendekatan ini menegaskan posisi ADEXCO sebagai simpul strategis bagi kolaborasi multiaktor yang inklusif dan berkelanjutan. Berlandaskan kolaborasi multipihak ini, ADEXCO 2025 tidak hanya menjadi ajang temu teknologi dan pemangku kepentingan, tetapi juga forum strategis untuk mendorong praktik terbaik dalam penguatan ketangguhan nasional dan regional. ADEXCO 2025 mengusung sejumlah fokus utama yang menjadi pilar dalam penyelenggaraan program dan pamerannya. Fokus tersebut mencakup:
- Penguatan sistem penanggulangan bencana berbasis teknologi dan komunitas.
- Respons cepat terhadap bencana alam dan industri (multihazard response).
- Pengembangan teknologi sistem peringatan dini (early warning system).
- Infrastruktur tangguh terhadap bencana (resilient infrastructure).
- Manajemen pascabencana dan pemulihan terpadu.
- Adaptasi terhadap perubahan iklim melalui pendekatan berbasis alam (nature-based solutions).
Direktur Operasional ADEXCO, Andrian Cader, menyatakan ADEXCO 2025 merupakan langkah strategis untuk memperkuat ketahanan bencana dan perlindungan sipil di tengah meningkatnya risiko akibat krisis iklim dan urbanisasi. Melalui inovasi, kolaborasi lintas sektor, dan kesiapsiagaan terstruktur, ADEXCO hadir sebagai platform yang mendorong Asia, khususnya Indonesia, menuju masa depan yang lebih aman dan tangguh. Ia menekankan pentingnya peran lembaga perlindungan sipil dalam membangun sistem respons yang terintegrasi dan adaptif menghadapi kompleksitas ancaman bencana.
Menurut dia, ADEXCO mengambil peran strategis dalam membentuk kerangka ketahanan menyeluruh yang mencakup teknologi, komunitas, dan institusi perlindungan sipil dengan harapan menjadikan Indonesia model ketahanan berkelanjutan di kawasan. Indonesia digolongkan sebagai salah satu negara yang rawan akan bencana, baik bencana alam, bencana non alam maupun bencana yang diakibatkan oleh kegiatan manusia. Secara geografis Indonesia terletak di zona subduksi atau persimpangan tiga lempeng utama yaitu lempeng Eurasia di utara, lempeng Pasifik di timur, dan lempeng Indo-Australia di selatan yang menyebabkan Indonesia rawan terhadap bencana alam.
Menghadapi kondisi geografis dan tantangan kebencanaan yang semakin kompleks tersebut, diperlukan pendekatan yang adaptif dan berbasis teknologi. Dalam konteks ini, adopsi teknologi memainkan peran krusial. Di Indonesia, teknologi telah menjadi katalisator penting dalam mempercepat respons dan meningkatkan akurasi mitigasi. Pemanfaatan drone,
artificial intelligence (AI), big data, dan
remote sensing semakin meluas, khususnya untuk keperluan pemetaan risiko dan respons darurat. Di sisi lain, sistem peringatan dini (
Early Warning System/EWS) berbasis komunitas juga mulai terintegrasi dengan jaringan digital nasional dan sistem peringatan resmi berbasis teknologi. Upaya ini turut didorong oleh kebutuhan lintas sektor akan ketangguhan infrastruktur. Sektor konstruksi, transportasi, energi, dan logistik kini dituntut memenuhi standar desain yang tahan terhadap bencana (
disaster-resilient design) guna meminimalkan risiko sistemik di masa krisis.
Dorongan terhadap inovasi ini pun diperkuat melalui komitmen kebijakan nasional. Transformasi tersebut sejalan dengan arah kebijakan yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2020 tentang Rencana Induk Penanggulangan Bencana (RIPB) 2020-2044. Regulasi ini menekankan pentingnya sinergi lintas lembaga, pemanfaatan teknologi, serta integrasi sistem informasi dalam membangun ketangguhan nasional yang inklusif dan berkelanjutan, termasuk melalui mekanisme penilaian ketahanan bencana dalam setiap pembangunan infrastruktur publik.
"Dalam konteks inilah ADEXCO mengambil peran strategis, mendorong terbentuknya kerangka ketahanan menyeluruh yang mencakup kemajuan teknologi, pelibatan komunitas, serta penguatan institusi perlindungan sipil. Melalui pendekatan yang terintegrasi, Indonesia diharapkan menjadi model ketahanan bencana berkelanjutan bagi Kawasan," ungkap Andrian.
Dengan semangat kolaborasi yang terus diperkuat, ADEXCO 2025 diharapkan menjadi katalisator penguatan kesiapsiagaan kawasan dalam menghadapi tantangan kebencanaan yang semakin kompleks. Pameran ini tidak hanya menjadi wadah bagi pelaku industri dan institusi untuk memperkenalkan teknologi serta strategi terbaru dalam manajemen bencana.