Ilustrasi. Foto: dok Pertamina Patra Niaga.
Insi Nantika Jelita • 5 October 2025 14:08
Jakarta: Direktur Pusat Studi Kebijakan Publik (Puskepi) Sofyano Zakaria menegaskan, pemerintah sebaiknya tidak terus berpolemik mengenai harga gas elpiji 3 kilogram (kg). Menurut dia, yang lebih penting adalah fokus pada upaya mengurangi besaran nilai subsidi elpiji 3 kg melalui langkah-langkah terarah.
Sofyano menilai, salah satu langkah yang perlu segera dilakukan pemerintah adalah menetapkan secara tegas kelompok masyarakat yang berhak menerima elpiji bersubsidi. Dengan demikian, penyaluran subsidi dapat lebih efisien dan tidak salah sasaran.
"Pemerintah harus fokus untuk mengurangi besaran nilai subsidi gas elpiji 3 kg dengan berbagai cara yang terarah," kata Sofyani kepada Media Indonesia, Minggu, 5 Oktober 2025.
Ia menjelaskan, kebijakan yang berlaku saat ini justru membuka peluang bagi siapa pun untuk menikmati elpiji bersubsidi, bahkan dalam jumlah besar. "Penyebab utamanya karena peraturan pemerintah yang masih abu-abu," tuding dia.
Sofyano menilai sudah saatnya pemerintah mengkaji kembali harga eceran tertinggi (HET) nasional yang berlaku. Pemerintah, lanjut dia, perlu mencari mekanisme koreksi terhadap HET tanpa membebani masyarakat.
"Pertanyaannya apakah mau? Saya menjamin evaluasi HET bisa dilakukan," tegas dia.
Sofyano juga mendorong agar Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa tidak hanya berperan sebagai juru bayar dalam program subsidi, tetapi turut aktif terlibat dalam kebijakan dan pengawasan pelaksanaan subsidi energi.
Lebih lanjut, Direktur Puskepi itu menyambut baik rencana Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia untuk membentuk badan pengawas elpiji subsidi. Namun, ia menilai pengawasan tidak seharusnya terbatas pada elpiji 3 kg saja.
"Badan pengawas itu sebaiknya juga mencakup seluruh energi bersubsidi seperti BBM dan listrik, karena nilai subsidi energi sangat besar," usul dia.
Baca juga: Bahlil Sindir Purbaya soal Subsidi Elpiji 3 Kg |