Terduga lokasi-lokasi pangkalan-pangkalan militer AS di sekeliling Iran, diberitakan presenter media pemerintah Iran. (TV 3 IRIB News)
Riza Aslam Khaeron • 22 June 2025 18:21
Teheran: Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) mengisyaratkan akan membalas serangan militer Amerika Serikat (AS) dengan menargetkan pangkalan-pangkalan militer AS di kawasan Timur Tengah.
Serangan udara yang dilakukan AS pada Sabtu malam waktu setempat menyasar tiga fasilitas penting milik Iran: Fordo, Natanz, dan Isfahan—semuanya dikenal sebagai pusat utama program pengayaan nuklir Iran.
Presiden AS Donald Trump menggambarkan serangan tersebut sebagai "keberhasilan militer yang spektakuler" dan mengklaim bahwa "kapasitas pengayaan nuklir utama Iran telah sepenuhnya dihancurkan."
Melansir media Israel, serangan tersebut melibatkan enam bom bunker-buster yang dijatuhkan ke situs bawah tanah Fordo, serta 30 rudal Tomahawk yang diarahkan ke fasilitas di Natanz dan Isfahan. Iran segera mengecam tindakan ini sebagai bentuk pelanggaran hukum internasional.
Dalam pernyataan resmi yang dirilis melalui kanal Telegram, IRGC menyebut bahwa tindakan tersebut tidak akan dibiarkan tanpa konsekuensi serius. Mereka menegaskan bahwa kawasan pangkalan militer AS kini menjadi titik rawan serangan balasan.
"Rezim kriminal Amerika, bekerja sama penuh dengan rezim Zionis, telah melakukan agresi militer terhadap fasilitas nuklir damai Republik Islam Iran," demikian pernyataan IRGC yang dikutip dari Telegram, 22 Juni 2025.
Menurut mereka, serangan ini melanggar Piagam PBB, hukum internasional, Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT), dan prinsip-prinsip dasar penghormatan terhadap kedaulatan dan integritas wilayah negara.
IRGC menyebut serangan tersebut sebagai bukti "kebodohan strategis dan kelemahan mendasar Amerika Serikat," serta menilai bahwa Washington salah perhitungan jika mengira Iran akan tinggal diam.
Baca Juga: Gencatan Senjata Berakhir, Houthi Akan Targetkan Kembali Kapal AS di Laut Merah |