Sistem pertahanan udara Patriot buatan AS. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 8 July 2025 10:51
Washington: Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengonfirmasi pada Senin kemarin bahwa negaranya akan melanjutkan pengiriman senjata ke Ukraina. Pernyataan disampaikan hanya beberapa hari setelah Departemen Pertahanan (Pentagon) menghentikan sementara bantuan militer untuk meninjau kecukupan stok persenjataan dalam negeri.
Pernyataan itu disampaikan Trump saat menghadiri makan malam bersama Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Gedung Putih. Menjawab pertanyaan wartawan tentang kelanjutan dukungan militer bagi Kyiv, ia menjawab, “Kita akan kirim senjata lagi.”
“Mereka sedang diserang sangat keras sekarang. Sangat keras. Jadi kita harus bantu mereka mempertahankan diri. Utamanya senjata pertahanan,” ujar Trump, seraya menambahkan bahwa “terlalu banyak orang yang mati dalam kekacauan itu.”
Melansir dari The Independent, Selasa, 8 Juli 2025, pernyataan Trump disampaikan kurang dari 24 jam setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyatakan kepada ABC News bahwa pasukannya sangat bergantung pada pengiriman 20.000 rudal anti-drone yang semula dijanjikan AS, namun kemudian dialihkan ke Timur Tengah.
Rudal-rudal tersebut, yang awalnya dijanjikan oleh pemerintahan Biden, dibutuhkan untuk menangkis serangan drone Shahed buatan Iran yang digunakan Rusia secara masif dalam beberapa pekan terakhir. Namun, Menteri Pertahanan Pete Hegseth memutuskan untuk mengalihkan rudal itu ke kawasan Timur Tengah demi mengantisipasi konflik dengan Iran.
Keputusan tersebut merupakan bagian dari penghentian sementara bantuan militer AS yang dilakukan Pentagon kepada Ukraina, dengan alasan stok amunisi dan sistem pertahanan AS berada pada tingkat yang mengkhawatirkan.
Juru bicara Gedung Putih, Anna Kelly, sebelumnya mengatakan bahwa langkah itu merupakan hasil “tinjauan ulang untuk menempatkan kepentingan Amerika sebagai prioritas,” terutama terkait dukungan militer ke berbagai negara di seluruh dunia.
Penangguhan ini berdampak langsung pada pengiriman sistem pertahanan udara seperti Patriot, NASAMS (National Advanced Surface-to-Air Missile Systems), dan HAWK, yang sangat dibutuhkan Ukraina dalam menghadapi gelombang serangan udara Rusia.
Pejabat Pentagon mengakui bahwa kebutuhan Ukraina untuk sistem pertahanan udara harus bersaing dengan kebutuhan di kawasan Timur Tengah dan keterbatasan kemampuan produksi militer AS.
Mereka menyebut bahwa stok amunisi AS saat ini tidak mencukupi untuk pelatihan militer dalam negeri, pengiriman bantuan luar negeri, dan persiapan menghadapi konflik potensial di masa depan.
Trump sebelumnya juga sempat memerintahkan penghentian pengiriman senjata setelah pertemuan Oval Office yang menegangkan dengan Presiden Zelensky pada Maret lalu. Namun, setelah mendapat tekanan dari anggota parlemen Partai Republik, pengiriman kembali dilanjutkan. (Muhammad Reyhansyah)
Baca juga: Trump: Putin Tak Berniat Hentikan Perang, 'Hanya Ingin Terus Membunuh'