Jelang Negosiasi di Turki, Eropa Siapkan Tekanan Tambahan bagi Rusia

Presiden Prancis Emmanuel Macron. (Anadolu Agency)

Jelang Negosiasi di Turki, Eropa Siapkan Tekanan Tambahan bagi Rusia

Willy Haryono • 14 May 2025 08:13

Paris: Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan pada hari Selasa bahwa negara-negara Eropa akan menerapkan sanksi baru terhadap Rusia dalam beberapa hari ke depan jika Moskow tidak menyetujui gencatan senjata perang di Ukraina.

"Tujuan kami adalah untuk menjatuhkan sanksi" jika Rusia gagal mematuhi gencatan senjata di Ukraina yang diusulkan sekutu-sekutu Eropa,” kata Macron dalam wawancara dengan saluran televisi TF1 dan dikutip The New Arab, Rabu, 14 Mei 2025.

Sabtu lalu, pemimpin Prancis, Inggris, Jerman, dan Polandia meminta Rusia untuk menerima gencatan senjata tanpa syarat selama 30 hari mulai hari Senin.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah meminta Presiden Rusia Vladimir Putin untuk secara pribadi menghadiri pembicaraan Rusia-Ukraina di Turki pada Kamis mendatang, tetapi Moskow sejauh ini belum mengatakan siapa yang akan hadir.

Uni Eropa telah mengenakan 16 putaran sanksi terhadap Rusia sejak Putin menginvasi Ukraina pada Februari 2022. Putaran ke-17 berpotensi akan diadopsi pada Selasa mendatang. Sektor keuangan dan hidrokarbon selama ini sebagian besarnya terhindar dari sanksi.

Macron juga menekankan bahwa "tidak ada kerangka hukum" untuk menyita aset Rusia yang dibekukan, dan itu "bukan solusi yang baik.”

Ia mengatakan bahwa Ukraina mengakui tidak dapat merebut kembali semua wilayah yang direbut Rusia sejak 2014, dan memperingatkan bahwa Barat tidak menginginkan "Perang Dunia III.”

"Kita harus membantu Ukraina mempertahankan diri, tetapi kita tidak ingin memicu Perang Dunia III,” tutur Macron.

"Perang harus dihentikan dan Ukraina harus berada dalam situasi terbaik untuk melakukan negosiasi," tambahnya.

"Bahkan Ukraina memiliki pandangan yang jelas untuk mengatakan bahwa mereka tidak memiliki kapasitas untuk merebut kembali semua yang telah diambil sejak 2014," ungkap Macron.

Menjelang invasi skala penuh pada 2022, Rusia mencaplok semenanjung Ukraina di Krimea di tahun 2014 dan mendukung pasukan yang merebut sebagian dari dua wilayah Ukraina timur.

Baca juga:  Trump Tawarkan Diri Ikut dalam Pembicaraan Damai Rusia-Ukraina di Turki

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)