Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya. Foto: MI/M Ilham Ramadhan Avisena.
M Ilham Ramadhan Avisena • 22 July 2025 14:28
Jakarta: Pemerintah memastikan bakal mendukung kemajuan dan geliat sektor kuliner dan perhotelan di Indonesia untuk bertumbuh. Itu karena keduanya memiliki potensi yang cukup besar bagi ekonomi kreatif (ekraf) dalam negeri, maupun perekonomian secara umum.
Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya menuturkan, pemerintah memandang kuliner sebagai bagian dari ekspresi budaya dan ruang inovasi untuk terus berkembang. Demikian pula dengan perhotelan, yang bukan sekadar industri jasa, melainkan penghubung vital pada pengalaman dalam ekonomi modern.
"Dari hulu ke hilir, ekosistem ini melibatkan petani, produsen, koki, pengelola hotel, pelaku kreatif, pemilik waralaba, dan platform digital yang semuanya bekerja untuk menghadirkan keunggulan," tutur Riefky saat memberikan sambutan dalam pembukaan Food and Hospitality Indonesia 2025, Jakarta, Selasa, 22 Juli 2025.
Kuliner dan perhotelan, imbuh Riefky, merupakan bagian dari ekonomi kreatif yang saat ini tengah menjadi prioritas untuk dikembangkan oleh pemerintah. Secara umum, ekonomi kreatif Indonesia diarahkan untuk memperluas lapangan kerja, mendorong kewirausahaan, mengembangkan industri, dan memperkuat infrastruktur.
(Ilustrasi, kuliner Indonesia. Foto: Medcom.id)
Industri mamin sumbang 38% PDB ekraf
Data Kementerian Ekonomi Kreatif menunjukkan, industri makanan dan minuman (mamin) menyumbang 38 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) ekonomi kreatif. Di dalamnya terdapat 11 ribu pelaku usaha yang menyediakan 7,6 juta lapangan pekerjaan. Sementara nilai tambah ekonomi kreatif tercatat meningkat 119 persen dengan nilai ekspor yang naik 67 persen pada 2024.
"Ini menunjukkan pertumbuhan yang inklusif. Sektor kuliner tidak hanya mendorong permintaan domestik, tetapi juga mendominasi ekspor kreatif Indonesia, menjadikannya salah satu sektor yang paling kompetitif dan dapat dikembangkan. Melalui kebijakan afirmatif, informasi digital, fasilitasi bisnis, dan perlindungan kekayaan intelektual, pemerintah terus berkomitmen membangun ekosistem yang inklusif dan kompetitif," terang Riefky.
Karena itu, dia mengapresiasi gelaran FHI 2025 yang mempertemukan pengusaha di sektor kuliner dan
perhotelan dalam dan luar negeri. Kegiatan tersebut diharapkan dapat menjadi jembatan penghubung para pelaku usaha dan sekaligus sarana untuk mengoptimalisasi potensi.
Portofolio Director Pamerindo Indonesia Juanita Soerakoesoemah menuturkan, FHI 2025 menghadirkan lebih dari 300 perusahaan dari 33 negara. Kegiatan yang fokus untuk mempertemukan pelaku usaha itu diharapkan mampu memperluas koneksi dalam mendorong sektor kuliner dan perhotelan.
"Kita tidak melihat transaksi. Perusahaan internasional yang hadir di sini itu mencari mitra, bisa importir, distributor, pengusaha lokal juga, misal dia hanya di Jabodetabek, lalu mereka ingin mencari pasar di luar wilayahnya," ungkap dia.