Rupiah Mulai Berani Gilas Dolar AS, Meski Gak Banyak

Rupiah. Foto: Metrotvnews.com/Husen.

Rupiah Mulai Berani Gilas Dolar AS, Meski Gak Banyak

Husen Miftahudin • 17 April 2025 17:11

Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan hari ini mengalami penguatan, meski tipis.
 
Mengutip data Bloomberg, Kamis, 17 April 2025, nilai tukar rupiah terhadap USD ditutup di level Rp16.833,5 per USD. Mata uang Garuda tersebut menguat tipis 3,5 poin atau setara 0,02 persen dari posisi Rp16.837 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
 
"Pada perdagangan sore ini, mata uang rupiah ditutup menguat tipis 3,5 poin, sebelumnya sempat menguat 20 poin di level Rp16.833,5 dari penutupan sebelumnya di level Rp16.837," kata analis pasar uang Ibrahim Assuaibi dalam analisis hariannya.
 
Sementara itu, data Yahoo Finance menunjukkan rupiah malah berada di zona merah pada posisi Rp16.820 per USD. Rupiah turun satu poin atau setara 0,01 persen dari Rp16.819 per USD di penutupan perdagangan hari sebelumnya.
 
Sedangkan berdasar pada data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah berada di level Rp16.833 per USD. Mata uang Garuda tersebut menguat 12 poin dari perdagangan sebelumnya di level Rp16.845 per USD.
 

Baca juga: Rupiah Intip Peluang Menguat di Tengah Pelemahan Dolar AS
 

Kondisi global masih diselimuti ketidakpastian

 
Dari faktor eksternal, Ibrahim mengungkapkan pergerakan rupiah dipengaruhi oleh sentimen pemerintahan Presiden AS Donald Trump yang mengeluarkan sanksi baru dengan menargetkan ekspor minyak Iran, termasuk terhadap kilang minyak 'teapot' yang berbasis di Tiongkok.
 
"Kondisi ini meningkatkan tekanan terhadap Teheran di tengah pembicaraan mengenai meningkatnya program nuklir negara tersebut," papar Ibrahim menjelaskan.
 
Secara bersamaan, Trump mengatakan 'kemajuan besar' telah dicapai selama pertemuan dengan delegasi perdagangan Jepang di Washington, saat kedua negara membuka pembicaraan yang bertujuan untuk menyelesaikan ketegangan atas gelombang tarif AS.
 
Pembicaraan tersebut menandai dimulainya negosiasi formal untuk mencapai kesepakatan perdagangan bilateral di tengah meningkatnya kekhawatiran atas dampak ekonomi dari tarif AS.
 
Selain itu, Tiongkok juga terbuka untuk memulai pembicaraan perdagangan dengan pemerintahan Trump, tetapi menuntut agar Gedung Putih menunjukkan lebih banyak rasa hormat. Perkembangan ini meredakan beberapa kekhawatiran, meskipun investor masih tetap waspada.
 
Di sisi lain, rilis data produksi industri Tiongkok melonjak 7,7 persen pada Maret, melampaui ekspektasi, karena produsen lokal meningkatkan ekspor menjelang tarif AS yang tinggi pada 2 April yang diberlakukan Trump. Penjualan ritel juga naik 5,9 persen, dibantu oleh langkah-langkah stimulus Beijing yang menargetkan konsumsi.


(Ilustrasi kurs rupiah terhadap dolar AS. Foto: MI/Susanto)
 

Berkah utang luar negeri yang turun

 
Dari dalam negeri, rupiah didorong sentimen utang luar negeri (ULN) Indonesia yang pada Februari 2025 turun menjadi sebesar USD427,2 miliar dibandingkan dengan posisi ULN pada Januari 2025 yang sebesar USD427,9 miliar.
 
Secara tahunan, ULN Indonesia tumbuh 4,7 persen year on year (yoy), melambat dibandingkan pertumbuhan 5,3 persen pada Januari 2025. Perkembangan tersebut berasal dari perlambatan pertumbuhan ULN sektor publik dan kontraksi pertumbuhan ULN sektor swasta.
 
Posisi ULN pemerintah pada Februari 2025 menurun menjadi sebesar USD204,7 miliar, dibandingkan dengan posisi pada Januari 2025 yang tercatat sebesar USD204,8 miliar. Secara tahunan, ULN pemerintah tumbuh 5,1 persen (yoy), sedikit lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada Januari 2025 sebesar 5,3 persen (yoy).
 
Perkembangan posisi ULN pemerintah tersebut terutama dipengaruhi oleh perpindahan penempatan dana investor nonresiden dari Surat Berharga Negara (SBN) domestik ke instrumen investasi lain seiring dengan tetap tingginya ketidakpastian pasar keuangan global.
 
Melihat berbagai perkembangan tersebut Ibrahim memprediksi rupiah pada perdagangan Senin depan akan bergerak secara fluktuatif dan kemungkinan besar akan kembali menguat.
 
"Untuk perdagangan Senin depan, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp16.780 per USD hingga Rp16.840 per USD," jelas Ibrahim.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)