AS Akui Krisis Kelaparan Gaza, Trump: Ini Sangat Mengkhawatirkan

Warga Gaza menderita kelaparan akibat serangan Israel. Foto: Anadolu

AS Akui Krisis Kelaparan Gaza, Trump: Ini Sangat Mengkhawatirkan

Fajar Nugraha • 1 August 2025 12:05

Washington: Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Kamis, 31 Juli 2025 mengakui tingkat kelaparan ekstrem yang saat ini melanda warga Palestina di Jalur Gaza akibat pembatasan ketat Israel terhadap pengiriman bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan.

“Situasinya mengerikan. Apa yang terjadi di sana sungguh mengerikan. Orang-orang sangat lapar. Ini benar-benar situasi yang mengerikan,” ujar Trump kepada wartawan di Gedung Putih, seperti dikutip dari Anadolu, Jumat 1 Agustus 2025.
 

Baca: Krisis Kelaparan Gaza: Ujian Nyata bagi Komitmen Kemanusiaan Dunia.


Pernyataan tersebut disampaikan satu hari sebelum kunjungan yang direncanakan oleh utusan khusus Trump, Steve Witkoff, bersama Duta Besar AS untuk Israel, Mike Huckabee, ke Gaza. Menurut pernyataan Gedung Putih, mereka dijadwalkan meninjau lokasi distribusi makanan yang dikelola oleh otoritas Israel di wilayah tersebut.

“Mereka akan melakukan perjalanan ke Gaza untuk menginspeksi titik-titik distribusi bantuan yang ada saat ini, menyusun rencana penyaluran pangan tambahan, serta bertemu langsung dengan warga lokal guna mendengar kondisi di lapangan,” kata juru bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt.

Leavitt tidak menjelaskan siapa saja perwakilan warga Gaza yang akan ditemui dalam kunjungan tersebut.

Data terbaru dari PBB menunjukkan bahwa lebih dari 1.000 warga Palestina telah tewas di titik-titik distribusi bantuan yang dikelola oleh Gaza Humanitarian Foundation, organisasi yang didukung Israel sejak Mei 2025.

Kunjungan Witkoff dan Huckabee dilakukan usai pertemuan yang disebut Leavitt sebagai “sangat produktif” dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Yerusalem pada Kamis.

“Utusan khusus dan duta besar akan melaporkan langsung hasil kunjungan kepada Presiden,” imbuh Leavitt.

Israel telah memberlakukan blokade atas Jalur Gaza selama 18 tahun. Sejak 2 Maret 2025, seluruh perlintasan masuk ke Gaza ditutup total, menghentikan seluruh konvoi bantuan kemanusiaan meski tekanan dari komunitas internasional terus meningkat.

Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa sejak Oktober 2023, sedikitnya 154 warga Palestina meninggal akibat kelaparan, termasuk 89 anak-anak. Kondisi ini terus memburuk seiring dengan tertutupnya akses terhadap makanan, air bersih, dan layanan medis dasar.

(Muhammad Reyhansyah)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)