Ilustrasi. Foto: Dok Metrotvnews.com
Ihfa Firdausya • 27 May 2025 12:02
Jakarta: Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024 mencatat penurunan prevalensi stunting nasional, dari 21,5 persen pada 2023 menjadi 19,8 persen pada 2024. Penurunan tersebut melampaui target tahun lalu sebesar 20,1 persen.
Dalam rilis survei, Senin, 26 Mei 2025, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menegaskan komitmen pemerintah untuk menurunkan angka stunting nasional menjadi 14,2 persen pada 2029. Hal itu sesuai dengan target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) yang disusun bersama Sekretariat Wakil Presiden dan Bappenas.
"Target ini tidak mudah, tapi cukup menantang untuk dikejar. Dari angka 21,5 persen di 2023, kita harus turun ke 14,2 persen di 2029, artinya kita harus menurunkan sekitar 7,3 persen dalam lima tahun," ujar Budi dikutip dari keterangan resmi, Selasa, 27 Mei 2025.
Ia mengapresiasi kerja keras lintas kementerian, lembaga, dan pemangku kepentingan yang telah mendukung capaian positif di tahun 2024. Namun, ia mengingatkan bahwa tantangan masih besar.
Adapun target penurunan stunting pada 2025 adalah 18,8 persen. Hal itu membutuhkan upaya lebih keras dan kolaborasi lebih erat, terutama di enam provinsi dengan jumlah balita stunting terbesar, yaitu Jawa Barat (638 ribu balita), Jawa Tengah (485.893 balita), Jawa Timur (430.780 balita), Sumatra Utara (316.456 balita), Nusa Tenggara Timur (214.143 balita), dan Banten (209.600 balita).
"Kalau enam provinsi ini bisa kita turunkan 10 persen, maka secara nasional kita bisa turun 4-5 persen. Karena 50 persen anak stunting ada di enam daerah ini," tegas Budi.
Baca juga: Menyasar Ibu Hamil, MBG Diharapkan Efektif untuk Gerus Stunting |
Baca juga: Nurhadi NasDem Soroti Lambannya Pembentukan Tim Pengendali Stunting Jatim |