Tren Bullish Emas Menguat, Ini yang Harus Dicermati Investor

Ilustrasi. Foto: Freepik.

Tren Bullish Emas Menguat, Ini yang Harus Dicermati Investor

Eko Nordiansyah • 15 December 2025 11:15

Jakarta: Harga emas (XAU/USD) dunia kembali menunjukkan performa positif meskipun pergerakannya relatif terbatas. Saat ini, XAU/USD diperdagangkan di kisaran USD4.302, dengan pasar masih mencermati komentar para pejabat Federal Reserve (The Fed) terkait arah kebijakan suku bunga ke depan.

Pada perdagangan Jumat lalu, 12 Desember 2025, emas tercatat naik tipis seiring aksi ambil untung menjelang akhir pekan, namun secara keseluruhan masih mempertahankan kenaikan lebih dari 0,51 persen setelah sempat menyentuh level tertinggi tujuh minggu di USD4.353.

Menurut analisis Dupoin Futures Indonesia Andy Nugraha, pergerakan emas saat ini masih berada dalam tren bullish yang menguat. Hal tersebut tercermin dari kombinasi pola candlestick dan indikator Moving Average yang menunjukkan struktur kenaikan tetap solid meskipun terjadi koreksi sehat dalam jangka pendek.

“Koreksi yang terjadi lebih bersifat teknikal dan belum mengubah arah tren utama. Selama harga emas masih mampu bertahan di atas area support kunci, peluang kelanjutan tren naik tetap terbuka,” ujar Andy dalam risetnya, Senin, 15 Desember 2025.

Berdasarkan proyeksi teknikal Dupoin Futures Indonesia, jika tekanan bullish kembali mendominasi, XAU/USD berpotensi melanjutkan kenaikan menuju level USD4.378. Level tersebut menjadi target terdekat sekaligus area psikologis yang dapat diuji apabila sentimen pasar kembali condong ke aset safe haven.

“Namun, apabila harga gagal mempertahankan momentum dan terjadi koreksi lanjutan, maka potensi penurunan terdekat berada di sekitar level USD4.290 sebagai area support awal,” ungkapnya.
 



(Ilustrasi. Foto: Dok Bappebti)

Pasar masih didorong ekspektasi penurunan suku bunga

Dari sisi fundamental, harga emas mendapat dukungan dari meningkatnya ekspektasi penurunan suku bunga The Fed pada tahun depan. Pada perdagangan awal Asia hari Senin, emas kembali menarik minat beli dan naik ke area USD4.315, memperpanjang penguatan ke level tertinggi sejak 21 Oktober.

Pekan lalu, bank sentral AS telah memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin ke kisaran 3,50 sampai 3,75 persen, yang merupakan pemangkasan terakhir tahun ini. Lingkungan suku bunga rendah ini secara historis menguntungkan emas karena menurunkan biaya peluang memegang aset yang tidak memberikan imbal hasil.

Selain faktor moneter, sentimen penghindaran risiko juga turut menopang harga emas. Ketidakpastian global meningkat setelah terjadinya penembakan massal di Sydney, Australia, yang menewaskan puluhan orang dan disebut sebagai aksi terorisme bermotif antisemitisme. Kondisi geopolitik dan keamanan seperti ini cenderung mendorong aliran dana ke aset aman, termasuk emas.

Meski demikian, pasar masih dibayangi potensi volatilitas dari pernyataan pejabat The Fed. Presiden Fed Chicago, Austan Goolsbee, menekankan pentingnya menunggu data ekonomi lebih lanjut sebelum melanjutkan pemangkasan suku bunga, sementara Presiden Fed Cleveland, Beth Hammack, menilai suku bunga perlu dipertahankan cukup tinggi untuk menekan inflasi.

Nada yang lebih hawkish dari pejabat The Fed berpotensi mengangkat Dolar AS dan menekan harga emas dalam jangka pendek. Secara keseluruhan, Andy menilai bahwa bias pergerakan emas hari ini masih cenderung bullish, dengan catatan pasar tetap waspada terhadap dinamika kebijakan moneter AS.

“Selama ekspektasi pelonggaran suku bunga tetap terjaga dan ketidakpastian global belum mereda, emas masih berpeluang melanjutkan tren kenaikannya dalam waktu dekat,” ujar dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Eko Nordiansyah)