Ilustrasi KRL. Foto: Istimewa.
Media Indonesia • 9 July 2024 18:40
Jakarta: Direktur Utama KAI Commuter Asdo Artriviyanto menyampaikan pihaknya membutuhkan adanya dukungan pendanaan penyertaan modal negara (PMN) Tahun Anggaran 2025 sebesar Rp1,8 triliun untuk menjaga kapasitas keuangan KAI dan KCI dalam menjalankan penugasan pemerintah yaitu penyelenggaraan public service obligation (PSO) khususnya angkutan penumpang KRL Jabodetabek.
Permintaan dukungan pendanaan PMN Rp1,8 triliun untuk tahun depan tersebut, pada nantinya akan digunakan untuk menambah armada KRL yang saat ini dimiliki oleh KCI.
"Penambahan KRL memang harus dilakukan karena sesuai dengan proyeksi penumpang terus meningkat. Peningkatannya kurang lebih enam persen untuk setiap tahunnya, kami proyeksikan di tahun 2024-2027. Dan ini perlu kami lakukan untuk menghindari overload terhadap angkutan ini," ucap Asdo saat RDP dengan Komisi VI DPR RI pada Selasa, 9 Juli 2024.
Di sisi lain, usia dari KRL yang dimiliki KCI saat ini rata-rata di antara 30-55 tahun. Ia pun menjabarkan pada saat pihaknya melakukan impor, usia kereta yang datang sudah di antara 25-30 tahun.
Asdo menjelaskan, apabila pengadaan sarana tidak dilaksanakan, ia memproyeksikan akan terjadi overload khususnya pada peak hours. Sebagai contoh, KCI mencatat pada 2023 terjadi okupansi penumpang pada peak hours.
"Apabila tidak terjadi pengadaan sarana maka di 2026-2027 tingkat okupansi akan melebihi 200 persen dan ini menjadi indikasi terjadinya overload," sebut dia.
| Baca juga: Pemerintah Diminta Cermat soal Defisit Anggaran |