Ilustrasi rupiah. Foto: MI/Rommy.
Jakarta: Laju mata uang rupiah menguat pada penutupan perdagangan hari ini ditengah upaya dari The Fed yang diprediksi akan menurunkan suku bunga pada tahun ini.
Dilansir dari Bloomberg Kamis, 21 Maret 2024, mata uang rupiah naik 0,35 persen atau 54,50 bps dengan berada pada level Rp15.668 per USD. Kemudian Yahoo Finance mencatat mata uang rupah naik 0,33 persen dengan berada pada level Rp15.655 per USD.
Mata uang garuda naik setelah Bank Sentral AS (The Fed) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga pada level tertinggi dalam 23 tahun untuk pertemuan kelima berturut-turut.
Keputusan The Fed dengan suara bulat untuk mempertahankan suku bunga pinjaman utama antara 5,25 persen dan 5,50 persen memungkinkan para pembuat kebijakan menilai dengan hati-hati keseimbangan risiko.
Anggota Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) yang menetapkan suku bunga juga meninggalkan proyeksi median untuk suku bunga pada akhir 2024 pada titik tengah antara 4,50 dan 4,75. Ini berarti The Fed masih memperkirakan pemotongan sebesar 0,75 poin persentase sebelum akhir tahun, yang kemungkinan akan menghasilkan tiga kali pemotongan sebesar 0,25 poin persentase.
Pertumbuhan ekonomi AS naik
Bersamaan dengan keputusan suku bunganya, para pengambil kebijakan The Fed juga meningkatkan secara tajam perkiraan pertumbuhan ekonomi AS untuk tahun ini menjadi 2,1 persen, dari 1,4 persen pada Desember.
Pejabat Fed membiarkan perkiraan inflasi utama tidak berubah, namun sedikit menaikkan perkiraan inflasi inti tahunan, yang tidak termasuk harga energi dan pangan menjadi 2,6 persen.
The Fed menghadapi tahun yang lebih menantang pada tahun ini dengan data pada dua bulan pertama yang menunjukkan adanya sedikit peningkatan pada laju inflasi bulanan. Data ini mendorong kekhawatiran bahwa suku bunga harus tetap tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama agar harga tetap terkendali.