Rupiah Sukses Menguat ke Rp15.892/USD

Ilustrasi. Foto: dok MI/Rommy Pujianto.

Rupiah Sukses Menguat ke Rp15.892/USD

Husen Miftahudin • 4 April 2024 18:06

Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan hari ini mengalami penguatan, setelah beberapa terus melemah hingga nyaris menyentuh level Rp16 ribu per USD.

Mengutip data Bloomberg, Kamis, 4 April 2024, nilai tukar rupiah terhadap USD ditutup di level Rp15.892 per USD. Mata uang Garuda tersebut naik 27 poin atau setara 0,17 persen dari posisi Rp15.920 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi dalam analisis hariannya memperkirakan nilai tukar rupiah pada perdagangan besok akan mengalami pelemahan.

"Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp15.880 per USD hingga Rp15.930 per USD," ujar Ibrahim dalam analisis hariannya.

Ia pun membeberkan penyebab perkasanya rupiah melawan dolar Amerika Serikat (AS) hari ini, diantaranya sentimen yang berasal dari eksternal maupun internal.
 

Sinyal penurunan suku bunga Fed


Ibrahim menuturkan, Ketua Federal Reserve Jerome Powell memberikan sinyal beragam mengenai penurunan suku bunga AS. Meskipun Powell mengatakan The Fed pada akhirnya akan memangkas suku bunga pada akhir tahun ini, ia hanya memberikan sedikit petunjuk mengenai waktu dan skala potensi pemotongan tersebut.

Powell juga mengatakan, bank sentral akan membutuhkan lebih banyak keyakinan bahwa inflasi bergerak menuju target tahunan sebesar dua persen. Komentar Powell muncul tepat sebelum data utama nonfarm payrolls untuk Maret, yang akan dirilis pada Jumat.

Namun peristiwa utama minggu ini adalah data nonfarm payrolls untuk Maret, yang akan dirilis pada Jumat. Inflasi yang stagnan dan kuatnya pasar tenaga kerja adalah dua pertimbangan terbesar The Fed dalam berpotensi menurunkan suku bunga.

Sebelum data tenaga kerja, fokus juga tertuju pada pidato anggota komite penetapan suku bunga The Fed lainnya. Anggota FOMC Michelle Bowman dan Thomas Barkin akan berbicara di acara terpisah pada Kamis nanti.

Selain itu, sejumlah pejabat tinggi Jepang telah memperingatkan pasar mengenai spekulasi terhadap yen, dan mereka tidak akan mengesampingkan tindakan apa pun untuk menurunkan pasangan USD/JPY. Pelanggaran terhadap 152 telah menarik intervensi tingkat tinggi oleh pemerintah Jepang pada 2022.
 
Baca juga: Rupiah Masih Loyo, Tak Kuat Lawan Dolar AS
 

Cadangan devisa diperkirakan merosot


Adapun, posisi cadangan devisa Indonesia pada Maret 2024 diperkirakan semakin menciut. Ini melanjutkan penurunan cadangan devisa pada Februari 2024 lalu.

Cadangan devisa pada Maret 2024 diperkirakan berada di level USD143 miliar. Posisi ini turun dari cadangan devisa pada Februari 2024 yang mencapai USD144 miliar.

"Turunnya cadangan devisa tersebut disebabkan oleh masih melambatnya ekspor komoditas utama RI,  pembayaran utang luar negeri pemerintah, dan sejalan sejalan dengan pelemahan nilai tukar rupiah yang sudah mendekati Rp16 ribu per USD," papar Ibrahim.

Hal ini karena cadangan devisa biasanya digunakan untuk intervensi pasar untuk menjaga supply dolar dan menahan depresiasi rupiah. Ia memperkirakan, nilai tukar rupiah akan dalam tren pelemahan seiring masih kuatnya tekanan eksternal yang diperkirakan persisten hingga akhir semester I-2024.

Sementara itu, untuk semester II-2024, perkembangan nilai tukar rupiah diperkirakan lebih baik, dengan adanya ekspektasi penurunan suku bunga the Fed yang juga akan diikuti penurunan permintaan terhadap dolar AS.

"Sehingga, posisi cadangan devisa akan lebih baik pada akhir tahun, atau mencapai USD155 miliar. Perkiraan ini lebih baik jika dibandingkan posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Desember 2023 tercatat sebesar USD146,4 miliar," tutup Ibrahim.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)