Ilustrasi Dolar AS. Foto: MI/Usman Iskandar.
Husen Miftahudin • 16 August 2024 09:25
New York: Dolar Amerika Serikat (AS) mempertahankan penguatannya terhadap Euro pada perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat WIB), menarik mata uang umum Eropa itu kembali dari puncak tujuh bulan, setelah data ekonomi AS meredakan kekhawatiran akan risiko resesi dan meredam ekspektasi untuk pemotongan suku bunga yang agresif.
Mengutip Yahoo Finance, Jumat, 16 Agustus 2024, indeks dolar naik 0,42 persen menjadi 103,03, dan menjauh dari level terendah delapan bulan di 102,15 yang dicapai minggu lalu.
Sementara itu, Euro turun 0,36 persen terhadap dolar AS pada USD1,0973. Euro mencapai USD1,10475, level tertinggi tahun ini, pada Rabu, saat pasar mencerna angka inflasi AS.
Di sisi lain, Pound naik 0,17 persen pada USD1,2849, karena data menunjukkan ekonomi Inggris tumbuh 0,6 persen pada kuartal kedua, sejalan dengan ekspektasi para ekonom dan membangun pemulihan cepat sebesar 0,7 persen pada kuartal pertama tahun ini. Pound juga menguat terhadap euro, yang turun 0,53 persen menjadi 85,38 pence.
Adapun, penjualan ritel AS naik lebih dari yang diharapkan pada Juli, sebuah tanda permintaan tidak anjlok dan dapat mendorong pasar keuangan untuk mengurangi ekspektasi penurunan suku bunga sebesar 50 basis poin bulan depan.
Selain itu, jumlah warga AS yang mengajukan tunjangan pengangguran pada minggu terakhir lebih sedikit dari perkiraan, yang menunjukkan perlambatan pasar tenaga kerja yang teratur masih terjadi, meskipun pekerja yang diberhentikan merasa agak sulit mendapatkan pekerjaan baru.
"Data pagi ini bertentangan dengan narasi pasar terkini tentang Fed yang sangat tertinggal dan harus melakukan pemangkasan suku bunga besar-besaran untuk mencegah resesi. Harga pasar telah disesuaikan, dan suku bunga jangka pendek AS telah meningkat secara signifikan pada hari itu," kata Peter Vassallo, manajer portofolio valas di BNP Paribas Asset Management.
Baca juga: Tutup Perdagangan Hari Ini, Rupiah Melemah Tipis 0,1% |