Utusan Khusus AS untuk Timur Tengah Steve Witkoff. (Anadolu Agency)
Washington: Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Jumat, 1 Agustus, mengatakan bahwa utusannya untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, telah mengadakan “pertemuan penting” yang berfokus pada bantuan pangan selama kunjungannya ke wilayah tersebut, di tengah pembatasan ketat Israel terhadap masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza.
“Saya bicara dengan Steve Witkoff. Dia mengadakan pertemuan yang luar biasa dengan banyak pihak," ujar Trump kepada awak media sebelum bertolak ke klub golf pribadinya di Bedminster, New Jersey, untuk libur akhir pekan.
"Pertemuan utamanya soal pangan, dan ada juga pembicaraan lain yang nanti akan saya sampaikan, tapi intinya dia fokus pada upaya memberi makan rakyat," lanjut dia, dikutip dari Yeni Safak, Sabtu, 2 Agustus 2025.
Tinjauan Lapangan ke Pusat Bantuan GHF
Pernyataan Trump disampaikan setelah Witkoff dan Duta Besar AS untuk Israel Mike Huckabee melakukan kunjungan ke pusat distribusi bantuan di
Gaza yang dikelola oleh Gaza Humanitarian Foundation (GHF), lembaga yang didukung oleh AS dan Israel.
Sebelumnya, Trump juga telah mengakui bahwa kelaparan di Gaza benar-benar terjadi. “Ini mengerikan apa yang sedang terjadi di sana. Ya, sungguh hal yang menyedihkan. Orang-orang benar-benar kelaparan,” kata dia pada Kamis.
Namun, kunjungan tersebut berlangsung di tengah kritik yang meningkat terhadap pola distribusi GHF, yang menurut sebagian warga Palestina berfungsi sebagai alat pemindahan paksa berkedok bantuan, bahkan disebut sebagai “jebakan maut” bagi pencari bantuan.
Sejak Mei 2025, lebih dari 1.300 orang tewas saat mengantri bantuan, menurut laporan lokal.
Korban Kelaparan Terus Bertambah
Sejak 7 Oktober 2023, Kementerian Kesehatan Gaza mencatat sedikitnya 154 warga Palestina, termasuk 89 anak-anak, meninggal dunia akibat penyebab yang berkaitan dengan kelaparan.
Militer Israel terus melancarkan serangan besar-besaran ke Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 60.000 orang, sebagian besar merupakan perempuan dan anak-anak.
Pengeboman tanpa henti ini tidak hanya menghancurkan infrastruktur Gaza, tetapi juga memicu kekurangan pangan masif yang kini berubah menjadi bencana kelaparan.
Baca juga:
GHF Salurkan 100 Juta Makanan ke Gaza, PBB Sebut Masih Banyak yang Kelaparan