Lima Orang Tewas dalam Serangan Drone Besar-besaran di Ibu Kota Ukraina

Petugas pemadam kebakaran berada di lokasi serangan Rusia di Kyiv, 22 Juni 2025. (Ukrainian State Emergency Service)

Lima Orang Tewas dalam Serangan Drone Besar-besaran di Ibu Kota Ukraina

Willy Haryono • 23 June 2025 15:59

Kyiv: Setidaknya lima orang tewas akibat serangan drone besar-besaran yang dilancarkan Rusia ke ibu kota Ukraina, Kyiv, pada Senin 23 Juni 2025, sehari setelah panglima militer Ukraina berjanji akan meningkatkan serangan ke wilayah Rusia.

Melansir dari Hurriyet Daily News, Senin, 23 Juni 2025, Kepala administrasi militer Kyiv, Tymur Tkachenko, menyebut serangan Rusia ini sebagai "serangan besar lainnya terhadap ibu kota," yang kemungkinan terdiri dari beberapa gelombang drone musuh.

Empat korban jiwa tercatat di distrik Shevchenkivsky, setelah sebagian gedung apartemen rusak berat, sementara satu orang lainnya tewas di Bila Tserkva, wilayah selatan Kiev, menurut Menteri Dalam Negeri Ihor Klymenko.

Wartawan AFP melaporkan suara dengungan drone serta ledakan dan tembakan di pusat kota. Belasan warga terlihat berlindung di ruang bawah tanah sambil memantau perkembangan melalui ponsel.

Ukraina Siap Perluas Serangan ke Rusia

Panglima tertinggi Ukraina, Jenderal Oleksandr Syrsky, menyatakan bahwa Ukraina tidak akan bertahan secara pasif karena hal tersebut hanya akan mengakibatkan kemunduran dan korban jiwa yang lebih banyak.

“Kami tidak hanya akan duduk dalam posisi bertahan, karena itu tidak menghasilkan apa pun dan akhirnya membuat kami mundur serta kehilangan wilayah dan personel,” ujarnya kepada wartawan.

Ia memastikan serangan balasan ke target militer Rusia akan terus dilakukan dan bahkan diperluas secara skala dan kedalaman. Ukraina menganggap serangan ini sebagai respons yang adil atas serangan-serangan mematikan Rusia terhadap infrastruktur dan warga sipil Ukraina.

Sementara itu, pasukan Rusia mengklaim telah merebut desa Petrivske di wilayah timur laut Kharkiv, sedangkan Ukraina menyatakan masih menguasai sekitar 90 kilometer persegi wilayah di kawasan Kursk, Rusia, hasil dari serangan lintas batas yang diluncurkan sejak Agustus lalu.

“Ini adalah aksi pencegahan kami terhadap kemungkinan serangan dari musuh,” tambah Syrsky.

Namun klaim tersebut dibantah Moskow yang menyatakan telah menguasai sepenuhnya wilayah Kursk sejak April lalu.

Kerugian Sipil Berlanjut

Kementerian Pertahanan Ukraina melaporkan bahwa empat orang tewas akibat serangan Rusia ke gedung apartemen di Kramatorsk, sedangkan serangan terhadap lokasi pelatihan militer Ukraina menewaskan tiga tentara.

Di sisi lain, upaya diplomatik untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung tiga tahun ini terus mengalami kebuntuan. Pertemuan langsung terakhir antara kedua belah pihak berlangsung hampir tiga pekan lalu dan belum ada pembicaraan lanjutan yang dijadwalkan.

Serangan terbaru Rusia dilancarkan dengan 47 drone dan 3 misil, menurut keterangan Angkatan Udara Ukraina.

Jenderal Syrsky mengakui bahwa Rusia unggul dalam teknologi drone serat optik, yang sulit dijamming dan lebih efektif dalam kondisi medan tertentu.

“Sayangnya, mereka unggul baik dalam jumlah maupun jangkauan penggunaan,” ujarnya, sambil menegaskan bahwa Ukraina akan meningkatkan kapabilitas serangannya ke wilayah musuh.

Rusia saat ini masih menduduki sekitar seperlima wilayah Ukraina, termasuk empat wilayah yang diklaim telah dianeksasi sejak 2022 dan Krimea, yang dicaplok sejak 2014.

Pihak Ukraina menuduh Moskow sengaja menyabotase kesepakatan damai demi memperluas agresinya dan merebut lebih banyak wilayah secara paksa (Muhammad Reyhansyah)

Baca juga:  Serangan Drone Rusia di Odesa Tewaskan Satu Orang dan Lukai 14 Lainnya

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Willy Haryono)