Paus Leo XIV kecewa dengan serangan Israel ke gereja Katolik Gaza. Foto: Anadolu
Vatican City: Paus Leo XIV telah memperbarui seruannya untuk gencatan senjata di Gaza setelah tiga orang yang berlindung di gereja Katolik di Kota Gaza tewas dalam serangan Israel. Sebuah telegram mengatakan Paus "sangat berduka mendengar tentang hilangnya nyawa dan cedera yang disebabkan oleh serangan militer" di Gereja Keluarga Kudus.
Patriarkat Latin Yerusalem, yang mengawasi gereja tersebut mengatakan, gereja tersebut "diserang oleh tentara Israel". Sembilan orang lainnya terluka, salah satunya berada dalam kondisi kritis di rumah sakit. Pastor paroki tersebut mengalami luka ringan.
Perdana Menteri Israel mengatakan "sangat menyesalkan bahwa sebuah amunisi nyasar mengenai" gereja tersebut dan militer Israel mengatakan insiden tersebut sedang ditinjau.
Banyak keluarga pengungsi dari komunitas Kristen kecil di Gaza telah tinggal di kompleks gereja tersebut sejak perang dimulai setelah rumah mereka sendiri hancur.
Semasa hidupnya, mendiang Paus Fransiskus menghubungi mereka hampir setiap hari.
Sebuah video dan foto yang dibagikan kepada
BBC menunjukkan atap Gereja Keluarga Kudus terkena tembakan, dekat dengan salib, dan jendela-jendelanya pecah.
Tayangan TV menunjukkan pastor paroki Argentina, Pastor Gabriele Romanelli, berjalan terhuyung-huyung dan memeriksa seorang pria di atas tandu di Rumah Sakit Al-Ahli di Kota Gaza.
Patriark Latin Yerusalem, Kardinal Pierbattista Pizzaballa mengatakan kepada situs web Vatican News bahwa Gereja Keluarga Kudus terkena tembakan tank.
"Yang kami tahu pasti adalah sebuah tank, IDF (Pasukan Pertahanan Israel) mengatakan itu keliru, tetapi kami tidak yakin tentang hal ini. Mereka langsung mengenai gereja," kata Pizzaballa, seperti dikutip
BBC, Jumat 18 Juli 2025.
Lembaga amal Caritas Jerusalem mengatakan tembakan itu mengenai atap gereja, "menyebarkan pecahan peluru dan puing-puing di halaman".
"Pada saat itu, beberapa orang berada di luar gedung utama, termasuk dua perempuan lanjut usia yang sedang duduk di dalam tenda dukungan psikososial Caritas kami. Keduanya terluka parah dan dibawa dengan ambulans ke Rumah Sakit Al-Ahli setelah tertunda 15 menit," kata pernyataan itu.
"Tiga pemuda yang berdiri di pintu masuk gereja juga mengalami luka parah dan dilarikan ke rumah sakit menggunakan kendaraan pribadi,” imbuh mereka.
Kemudian, Patriarkat Latin Yerusalem mengumumkan bahwa "tiga orang kehilangan nyawa akibat luka-luka yang diderita dan sembilan lainnya luka-luka, termasuk satu orang dalam kondisi kritis dan dua orang dalam kondisi serius".
Mereka yang tewas adalah Saad Issa Kostandi Salameh, petugas kebersihan paroki berusia 60 tahun, Foumia Issa Latif Ayyad, 84 tahun, dan Najwa Abu Daoud.
Patriarkat tersebut mengatakan "mengutuk keras tragedi ini dan penargetan warga sipil tak berdosa dan tempat suci ini".
"Namun, tragedi ini tidak lebih besar atau lebih mengerikan daripada banyak tragedi lain yang menimpa Gaza. Banyak warga sipil tak berdosa lainnya juga telah terluka, mengungsi, dan terbunuh," tambahnya.
Menteri Luar Negeri Vatikan mengirimkan telegram kepada para korban yang menyatakan bahwa Paus Leo sangat berduka atas hilangnya nyawa dan telah meyakinkan Pastor Romanelli "dan seluruh komunitas paroki akan kedekatan spiritualnya".
"Yang Mulia kembali menyerukan gencatan senjata segera, dan beliau mengungkapkan harapan mendalamnya untuk dialog, rekonsiliasi, dan perdamaian abadi di kawasan ini," tambahnya.
Pada malam harinya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan: "Israel sangat menyesalkan bahwa sebuah amunisi nyasar mengenai Gereja Keluarga Kudus di Gaza."
"Setiap nyawa tak berdosa yang hilang adalah sebuah tragedi. Kami turut berduka cita bersama keluarga dan umat beriman."
IDF mengatakan penyelidikan awal menunjukkan bahwa "pecahan peluru yang ditembakkan selama operasi di daerah tersebut secara tidak sengaja mengenai gereja".
"Penyebab insiden sedang ditinjau," tambahnya.
Ditanya oleh wartawan, sekretaris pers Gedung Putih Karoline Leavitt mengatakan Presiden AS Donald Trump telah menelepon Netanyahu untuk membahas masalah tersebut.
"Israel telah melakukan kesalahan dengan menyerang gereja Katolik itu, itulah yang disampaikan Perdana Menteri kepada Presiden," ujarnya.
Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni mengatakan: "Serangan terhadap penduduk sipil yang telah dilakukan Israel selama berbulan-bulan tidak dapat diterima."
"Tidak ada tindakan militer yang dapat membenarkan sikap seperti itu," tambahnya.
Patriarkat Ortodoks Yunani di Yerusalem juga mengutuk serangan tersebut, yang disebutnya sebagai "pelanggaran mencolok terhadap martabat manusia dan pelanggaran terang-terangan terhadap kesucian hidup dan kesucian tempat-tempat keagamaan".
Diperkirakan 600 orang terlantar berlindung di dalamnya pada saat itu, sebagian besar adalah anak-anak serta 54 orang berkebutuhan khusus.
Gereja Keluarga Kudus berada di dalam wilayah Kota Gaza yang sebelumnya telah diperintahkan oleh militer Israel agar ditinggalkan oleh penduduk setempat.
Caritas Jerusalem mengatakan Pastor Romanelli telah mendesak orang-orang untuk tetap berada di dalam ruangan "karena keberadaan tank-tank Israel di dekat kompleks gereja dan serangan terus-menerus di dekatnya".
"Jika Pastor Gabriel tidak memperingatkan kami untuk tetap di dalam rumah, kami mungkin kehilangan 50 hingga 60 orang hari ini. Itu akan menjadi pembantaian," kata seorang staf Caritas.