Menteri Lingkungan Hidup/Kepala BPLH, Hanif Faisol Nurofiq bersama Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono. Istimewa
Brasil: Indonesia resmi meluncurkan Peta Jalan dan Panduan Aksi Karbon Biru pada Konferensi Tingkat Tinggi Perubahan Iklim Dunia (COP30) di Brasil, Jumat, 24 Oktober 2025. Peluncuran dokumen ini menjadi langkah strategis Indonesia dalam memperkuat peran ekosistem pesisir dalam pengendalian perubahan iklim dan peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir.
Menteri Lingkungan Hidup/Kepala BPLH, Hanif Faisol Nurofiq, mengatakan Peta Jalan Karbon Biru menjadi panduan nasional bagi pemerintah pusat, daerah, hingga masyarakat pesisir dalam menjaga dan mengelola ekosistem laut secara berkelanjutan.
“Peluncuran dokumen ini menunjukkan kepemimpinan Indonesia dalam menghubungkan aksi darat dan laut. Kami ingin memastikan kontribusi karbon biru dapat terintegrasi secara utuh dalam sistem nilai ekonomi karbon dan pasar karbon nasional,” ujar Hanif dalam keteranganya, Rabu 19 November 2025.
Karbon biru merupakan kemampuan ekosistem pesisir seperti mangrove, padang lamun, dan rawa asin menyerap dan menyimpan karbon dalam jumlah besar. Ekosistem tersebut juga berfungsi melindungi kawasan pesisir dari abrasi, badai, serta menjadi sumber ekonomi berkelanjutan bagi nelayan dan masyarakat pesisir.
Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, menambahkan bahwa pemulihan dan perlindungan ekosistem karbon biru membuka peluang ekonomi baru yang ramah lingkungan.
“Ekosistem karbon biru adalah aset iklim yang sangat berharga bagi Indonesia. Peta jalan ini adalah kerangka aksi yang menghubungkan sains, kebijakan, dan pendanaan,” kata Sakti.
Penyusunan Peta Jalan Karbon Biru dilakukan melalui kerja sama lintas kementerian, melibatkan Kementerian Kelautan dan Perikanan, BPLH/Kementerian Lingkungan Hidup, dan Kementerian Kehutanan, dengan dukungan teknis dari Global Green Growth Institute (GGGI) dan pendanaan dari Pemerintah Kanada.
Melalui peluncuran ini, Indonesia menegaskan posisinya sebagai negara dengan ekosistem karbon biru terbesar di dunia dan siap memimpin upaya global dalam menjaga kesehatan laut bagi masa depan yang lebih berkelanjutan.