Banyak Diaspora Berprestasi Sebelum Ramai #KaburAjaDulu

Jakarta: Ramai hashtag atau tanda pagar (tagar) #KaburAjaDulu di media sosial X. Sebelum ramai tagar itu, banyak diaspora berprestasi yang mengharumkan nama Indonesia.

CEO Indonesia Ocean Justice Initiative Achmad Santosa mengamini hal itu. Menurut dia, tidak semua pilihan WNI bekerja di luar negeri terkait alasan yang viral baru-baru ini.

Salah satu diaspora yang mencolok yakni Dylan Jesse Andrian. Lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM) itu melanjutkan studi di Universiteit Maastricht di Belanda, kemudian bergabung dengan International Tribunal for the Law of the Sea (ITLOS).

ITLOS merupakan Lembaga Peradilan Maritim Paling Bergengsi di Dunia. ITLOS merupakan badan peradilan internasional di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menangani sengketa hukum laut, berdasarkan United Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS). 
 

Baca: Diaspora di Inggris Diminta Aktif Membangun Indonesia

Pakar hukum ternama Gayus Lumbuun juga menyoroti prestasi Dylan. "Saya sangat bangga dan sangat baik untuk Indonesia. Congrat buat Dylan buat orang tua dan negaramu bangga," kata Gayus yang juga sahabat dekat ayah Dylan ini.


Pakar hukum Gayus Lumbuun bersama Dylan Jesse Andrian/Istimewa

Lembaga ITLOS ini didirikan pada 1996 dan berbasis di Hamburg, Jerman. Tribunal ini menjadi pusat hukum maritim global, menangani berbagai kasus sengketa batas laut antarnegara, opini hukum bagi organisasi internasional, hingga pembebasan kapal yang ditahan secara cepat.

Sebagai lembaga hukum kelas dunia, ITLOS sangat selektif dalam memilih anggota. Hanya praktisi hukum terbaik, akademisi terkemuka, dan profesional berpengalaman yang dapat bergabung dalam jajaran hakim, staf hukum, atau program magangnya.

Dengan standar seleksi yang ketat, menjadi bagian dari ITLOS adalah pencapaian luar biasa. Apalagi, menjadi komponen jajaran elite hukum maritim internasional.