Jelang Akhir Pekan, Rupiah Coba Lawan Kedigdayaan Dolar

Ilustrasi. Foto: dok MI.

Jelang Akhir Pekan, Rupiah Coba Lawan Kedigdayaan Dolar

Husen Miftahudin • 17 January 2025 09:38

Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah pada pembukaan perdagangan menjelang akhir pekan ini mulai berani melawan kedigdayaan dolar Amerika Serikat (AS), setelah terpuruk berhari-hari.

Mengutip data Bloomberg, Jumat, 17 Januari 2025, rupiah hingga pukul 09.22 WIB berada di level Rp16.368 per USD. Mata uang Garuda tersebut menguat delapan poin atau setara 0,05 persen dari Rp16.376 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Sementara menukil data Yahoo Finance, rupiah pada waktu yang sama berada di level Rp16.359 per USD, melemah lima poin atau setara 0,03 persen dari Rp16.354 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi memprediksi rupiah pada hari ini akan bergerak secara fluktuatif, meski demikian rupiah diprediksi akan kembali alami pelemahan.

"Untuk perdagangan hari ini, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp16.360 per USD hingga Rp16.430 per USD," ujar Ibrahim dalam analisis hariannya.
 

Baca juga: Kamis Sore, Rupiah Tergelincir hingga Parkir di Level Rp16.376/USD


(Ilustrasi kurs rupiah terhadap dolar AS. Foto: MI/Susanto)
 

Ramalan pertumbuhan ekonomi Indonesia disunat


Pelemahan rupiah, jelas Ibrahim, dipengaruhi oleh langkah Bank Indonesia (BI) yang memotong prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 menjadi di angka 4,7 persen sampai 5,5 persen.

"Angka tersebut lebih rendah daripada ekspektasi sebelumnya di 4,8 persen hingga 5,6 persen karena mencermati kondisi dinamika ekonomi yang bergejolak," tutur Ibrahim.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh baik dengan kecenderungan lebih rendah dari perkiraan sebelumnya, dengan melihat data-data yang ada. Tercatat, pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2024 sedikit di bawah perkiraan dipengaruhi oleh lebih rendahnya permintaan domestik, baik konsumsi maupun investasi.

Secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi 2024 sedikit lebih rendah dari titik tengah, masih di atas 5,0 persen, namun di bawah 5,1 persen. Berkaca dari itu, pertumbuhan ekonomi pada 2025 juga lebih rendah dari perkiraan sebelumnya.

Perkiraan itu karena ekspor diperkirakan lebih rendah seiring dengan melambatnya permintaan  negara-negara mitra dagang utama, kecuali Amerika Serikat (AS). Konsumsi rumah tangga juga masih lemah, khususnya golongan menengah ke bawah, sehubungan dengan belum kuatnya ekspektasi penghasilan dan ketersediaan lapangan kerja.

"Pada saat yang sama, dorongan investasi swasta juga belum kuat karena masih lebih besarnya kapasitas produksi dalam memenuhi permintaan, baik domestik maupun ekspor," papar dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Husen Miftahudin)