Ribuan warga Serbia melakukan unjuk rasa anti-pemerintah di Beograd. (Anadolu Agency)
Muhammad Reyhansyah • 2 September 2025 13:06
Beograd: Puluhan ribu demonstran anti-pemerintah kembali turun ke jalan di Serbia pada Senin, 1 September 2025, dengan polisi antihuru-hara bersenjata lengkap menjaga markas Presiden Aleksandar Vucic di Beograd. Vucic sebelumnya mengancam akan melakukan tindakan keras terhadap mereka yang menentang pemerintahannya.
Mengutip dari India Today, Selasa, 2 September 2025, aksi kali ini dipimpin oleh pelajar SMA dan mahasiswa, menandai 10 bulan sejak runtuhnya kanopi beton di stasiun kereta Novi Sad yang menewaskan 16 orang. Tragedi tersebut memicu gelombang kemarahan publik, dengan dugaan korupsi negara dan kelalaian dianggap sebagai penyebab utama.
Demonstrasi berlangsung di ibu kota Beograd serta beberapa kota lain. Di Novi Sad, polisi memukul mundur massa dengan pentungan meski protes berlangsung damai. Beberapa orang dilaporkan mengalami luka ringan.
Di Beograd, pasukan khusus dengan tameng serta kelompok paramiliter pro-Vucic menjaga taman di pusat kota, tepat di depan kantor kepresidenan yang selama berbulan-bulan dijadikan benteng pertahanan terhadap para demonstran.
Para pengunjuk rasa menuntut pemilu dini, penyelidikan transparan serta penuntutan pidana terhadap pihak yang bertanggung jawab atas runtuhnya kanopi, serta kebebasan media yang dinilai semakin ditekan oleh Vucic.
“Saya pikir perjuangan ini tidak akan selesai dalam waktu dekat. Masih ada berbulan-bulan ke depan, tapi saya harap pada akhirnya pemilu bisa digelar,” kata Anabela Arsenovic, seorang mahasiswa.
Lebih dari 100 dosen universitas dan guru SMA telah dipecat karena mendukung mahasiswa, dan digantikan oleh loyalis presiden.
Aksi besar pada Senin berlangsung saat Vucic berada di Tiongkok, menghadiri pertemuan yang diikuti Presiden Rusia Vladimir Putin, pemimpin Tiongkok dan Korea Utara, serta presiden Belarus dan Iran.
Vucic, yang menyatakan ingin membawa Serbia menjadi anggota Uni Eropa, belakangan menuding media independen memprovokasi massa dan menyebut para demonstran sebagai “teroris” yang ingin menggulingkannya.
Sehari sebelumnya, ribuan pendukung Vucic juga menggelar aksi tandingan di beberapa kota, mencerminkan polarisasi tajam di negara Balkan tersebut.
Baca juga: Puluhan Orang Ditahan dalam Bentrokan Pro dan Anti-Pemerintah Serbia