Kekhawatiran Pasar Reda Usai Pemerintah Tegas Jaga Defisit di Bawah 3%

Ilustrasi. Foto: dok MI.

Kekhawatiran Pasar Reda Usai Pemerintah Tegas Jaga Defisit di Bawah 3%

Media Indonesia • 25 June 2024 11:18

Jakarta: Ekonom senior sekaligus Menteri Keuangan periode 2013-2014 Muhammad Chatib Basri menilai pernyataan resmi dari pemerintah dan tim perwakilan Presiden terpilih Prabowo Subianto meredakan kekhawatiran pasar soal kondisi fiskal nasional ke depan.

Sebab, kedua pihak memastikan defisit anggaran akan tetap dijaga di bawah tiga persen dari PDB dan anggaran program Makan Bergizi Gratis (MBG) disebutkan jauh lebih rendah dari rencana awal.

"Pernyataan Menko Airlangga Hartarto dan Menkeu Sri Mulyani yang menyampaikan bahwa defisit anggaran akan dijaga dalam range 2,29 persen hingga 2,82 persen dari PDB. Perlu dicatat program makan bergizi sebesar Rp71 triliun pada tahun 2025 sudah masuk dalam rentang defisit. Ini saya kira memberikan kejelasan kepada pasar," ujar Chatib saat dihubungi, Selasa, 25 Juni 2024.

Keterangan resmi pemerintah dan tim perwakilan presiden terpilih, kata pria yang karib disapa Dede itu, memberikan kepastian kepada pasar dimana Indonesia akan tetap menerapkan kebijakan fiskal yang mengusung kehati-hatian dalam pengelolaannya.

Selain itu, keterangan mengenai anggaran program MBG yang sudah masuk dalam penghitungan kisaran defisit tahun depan juga menegaskan kepada pasar dimana Indonesia tetap menjaga disiplin fiskal dengan mengupayakan defisit anggaran di bawah tiga persen.
 

Baca juga: Program Makan Bergizi Gratis Rp71 Triliun di Tahun Depan Diyakini Tak Bebani APBN
 

Rasio utang juga dipastikan terjaga


Rentang defisit yang berkisar antara 2,29 persen hingga 2,82 persen terhadap PDB juga dinilai tak akan membuat peningkatan kondisi rasio utang Indonesia, alias terjaga di kisaran 37 persen sampai 38 persen dari PDB. Itu berarti, kekhawatiran pasar soal melonjaknya rasio utang Indonesia hingga 50 persen dari PDB dapat diredam.

"Ini jelas jauh lebih rendah dari spekulasi pasar dimana rasio utang terhadap PDB akan menjadi 50 persen. Dalam situasi ekonomi global dalam ketidakpastian, di mana tingkat bunga di Amerika Serikat diperkirakan masih bertahan tinggi setahun ke depan, penjelasan bahwa fiskal disiplin akan dijaga, saya kira merupakan sesuatu hal yang amat penting," kata Dede.

Beberapa waktu terakhir diketahui nilai tukar rupiah terus melemah terhadap dolar AS. Selain karena menguatnya perekonomian Negeri Paman Sam, kekhawatiran mengenai kesinambungan fiskal Indonesia disebut menjadi faktor pelemahan rupiah.

Pasar khawatir defisit fiskal Indonesia akan melonjak tinggi, melampaui ambang batas tiga persen untuk mengakomodasi program-program pemerintahan baru. Itu juga dikhawatirkan akan merambat pada kondisi rasio utang Indonesia dan menyebabkan fiskal Indonesia tidak sehat serta tidak berkelanjutan.

(M ILHAM RAMADHAN)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)