Lembaga Jasa Keuangan Diminta Jaga Risiko di Tengah Gonjang-ganjing Global

Ketua Dewan Komisioner (DK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar. Foto: Dokumen Kemenlu

Lembaga Jasa Keuangan Diminta Jaga Risiko di Tengah Gonjang-ganjing Global

Fetry Wuryasti • 4 December 2023 12:18

Jakarta: Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong Lembaga Jasa Keuangan (LJK) untuk terus memonitor potensi risiko termasuk melakukan stress test ketahanan terhadap gejolak pasar, serta melakukan strategi mitigasi risiko dalam rangka menjaga ketahanan permodalan dan likuiditas.

Ini perlu dilakukan dalam rangka menjaga stabilitas sektor jasa keuangan dan mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah masih tingginya tensi geopolitik global, ekspektasi tingkat suku bunga higher for longer, dan volatilitas harga komoditas pangan yang dapat mempengaruhi perekonomian dan sektor keuangan,

"Sehingga sektor jasa keuangan dapat terjaga stabil dan dapat berkontribusi optimal bagi perekonomian nasional," kata Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar, pada konferensi pers hasil RDK Bulanan November 2023, Senin, 4 Desember 2023.

Hasil rapat dewan komisioner (RDK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 29 November 2023, menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional didukung oleh permodalan yang kuat dan likuiditas yang memadai. Sehingga dinilai mampu menghadapi berlanjutnya penurunan pertumbuhan ekonomi dunia dan tingkat ketidakpastian global yang tinggi.

"Indikator ekonomi terkini di tingkat global menunjukkan ketidakpastian pergerakan ekonomi di tengah membaiknya tingkat inflasi menuju level prapandemi covid-19, khususnya pada negara-negara maju," kata Mahendra.

Sentimen di pasar keuangan cenderung positif, didukung oleh peningkatan ekspektasi berakhirnya siklus kenaikan suku bunga global, setelah rilis data ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) serta berlanjutnya penurunan tingkat inflasi.

"Optimisme juga turut dipengaruhi peluncuran insentif fiskal, moneter, dan sektor keuangan di Tiongkok untuk menahan penurunan kinerja perekonomian di sana, termasuk dalam mengatasi permasalahan di sektor properti," kata Mahendra.

Baca juga: OJK Cabut Izin Usaha Asuransi Purna Artanugraha
 

Gonjang-ganjing global masih berlanjut


Sementara itu, tensi geopolitik global melanjutkan peningkatan, seiring berlanjutnya konflik di Timur Tengah dan beberapa perkembangan pemilihan umum, politik di negara-negara maju yang menunjukkan kemenangan dari partai-partai politik beraliran kanan.

Namun demikian, dampaknya terhadap harga minyak dan energi terlihat masih terbatas. Ini mengingat masih berlanjutnya tren pelemahan permintaan.

Tekanan kenaikan harga komoditas pangan diharapkan mereda, seiring kelemahan El Nino yang terjadi saat ini. Perkembangan tersebut mendorong penguatan pasar keuangan global dan juga penurunan volatilitas, baik di pasar saham, surat utang, maupun nilai tukar.

"Investor non residen atau investor asing juga mulai masuk ke pasar keuangan negara-negara emerging termasuk ke Indonesia, setelah dalam tiga bulan sebelumnya melakukan sell off yang cukup signifikan," kata Mahendra.

Di domestik, pertumbuhan PDB kuartal III-2023 tercatat 4,94 persen (yoy), turun dibandingkan kuartal sebelumnya pada kuartal II-2023 yang sebesar 5,7 persen (yoy).

Perubahan ini masih ditopang oleh pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan investasi bangunan. Tingkat inflasi juga terjaga rendah di level 2,5 persen (yoy). Sementara itu ekspor masih terkontraksi atau minus 4,26 persen (yoy).

"Secara umum, indikator utama perekonomian nasional masih cukup positif, di antaranya ditunjukkan oleh neraca perdagangan yang masih surplus, konsumsi semen domestik yang meningkat, dan PMI manufaktur yang ekspansif," jelas Mahendra.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)