Kehancuran akibat serangan udara Israel di Beirut, Lebanon, 29 September 2024. (EPA-EFE)
Marcheilla Ariesta • 1 October 2024 12:19
Jakarta: Situasi yang memanas di Lebanon antara Israel dengan kelompok Hizbullah semakin mengkhawatirkan. Saat ini, masih terdapat 159 warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Lebanon, tidak termasuk staf KBRI Beirut dan personel TNI di UNIFIL.
“Kemarin (30 September), Kemenlu dan KBRI Beirut adakan pertemuan virtual dengan para WNI di Lebanon untuk update situasi keamanan terakhir,” kata Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (PWNI dan BHI) Kementerian Luar Negeri RI Judha Nugraha, Selasa, 1 Oktober 2024.
“Kami menjelaskan langkah-langkah evakuasi dan mendorong para WNI untuk bersedia ikut proses evakuasi,” sambung Judha.
Ia mengatakan, dari 159 orang tersebut, ada beberapa yang mulai berpikiran untuk dievakuasi. Namun, ada juga sebagian lainnya yang tetap ingin tinggal di Lebanon karena merasa wilayah tempat tinggalnya masih aman.
Judha juga menuturkan, angka WNI di Lebanon juga bertambah dari 155 menjadi 159. “Ada WNI yang baru lapor diri,” jelasnya.
Pekan lalu, Kemenlu telah berkoordinasi dengan TNI untuk membahas perkembangan situasi pasukan TNI di UNIFIL, serta perlindungan WNI.
“Jika keadaan semakin tereskalasi, pasukan TNI di UNIFIL siap memberikan dukungan proses evakuasi WNI di Lebanon, dengan tetap berkoordinasi melalui Force Commander UNIFIL,” kata Judha pada Kamis pekan lalu.
Sejak KBRI Beirut menetapkan Siaga 1 untuk seluruh Lebanon, Kemenlu dan KBRI telah memfasilitasi evakuasi 25 WNI. Sedangkan mayoritas lainnya memilih untuk tetap tinggal di Lebanon.
Sementara itu, WNI yang masih bertahan di Wilayah Lebanon tersebut mayoritas sebagai mahasiswa. KBRI Beirut juga memberikan nomor Hotline +961 70 817 310 untuk para WNI yang membutuhkan bantuan.
Baca juga: Pasukan Darat Israel Beroperasi di Lebanon, Targetkan Infrastruktur Hizbullah