Pengusaha Was-was Rencana Prabowo soal Menaikkan Rasio Utang

Ilustrasi dolar AS. Foto: Freepik

Pengusaha Was-was Rencana Prabowo soal Menaikkan Rasio Utang

Insi Nantika Jelita • 12 July 2024 16:01

Jakarta: Pengusaha mengkhawatirkan rencana presiden terpilih Prabowo Subianto yang akan menaikkan rasio utang mencapai 50 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
 
Jika hal tersebut terjadi, Tim Analis Kebijakan Ekonomi Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Ajib Hamdani mengatakan, utang pemerintah akan melonjak signifikan hingga menembus Rp10 ribu triliun jika wacana itu terealisasi.
 
Seperti diketahui sebelumnya isu kenaikan rasio utang hingga 50 persen dikemukakan adik kandung Prabowo, Hashim Djojohadikusumo yang menekankan peningkatan rasio utang ini akan dibarengi dengan peningkatan penerimaan negara.
 
"Sekarang utang pemerintah Rp8.338,44 triliun, berarti dengan rencana itu (rasio utang 50 persen) utang bisa dinaikkan sampai lebih dari Rp10 ribu triliun, karena PDB kita sekarang Rp21 ribu triliun," ungkap Ajib dilansir Media Indonesia, Jumat, 12 Juli 2024.
 
Dengan membengkaknya potensi utang tersebut, defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 diperkirakan semakin melebar.
 
Ajib juga menuturkan dengan struktur beban yang ada, APBN 2025 dirancang mengalami defisit di kisaran 2,29 persen sampai dengan 2,82 persen dari PDB.
 

Baca juga: 

Soal Utang, Pemerintah Diminta Jangan Utak-atik 'Seenak Jidat'

Tantangan fiskal pengelolaan APBN 2025

Sementara, lanjut Ajib, pengelolaan APBN 2025 akan menghadapi tantangan fiskal yang kompleks yakni adanya jatuh tempo utang di tahun depan yang mencapai Rp800,33 triliun.
 
Nilai tersebut lebih tinggi dibandingkan utang jatuh tempo di 2024 yang sebesar Rp434,29 triliun.
 
Beban fiskal lainnya dari program kelanjutan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kalimantan Timur juga akan menyedot keuangan negara.
 
Beban berikutnya adalah program pemerintah Prabowo Subianto tentang makan bergizi gratis. Dengan alokasi awal ideal di angka mencapai Rp400 triliun, realitas APBN sementara hanya bisa dialokasikan sebesar sebesar Rp71 triliun.
 
"Perlu dikaji lebih lanjut, apakah dengan menambah rasio utang sampai 50 persen hal yang realistis? Sementara, kemampuan fiskal Indonesia dipertanyakan mampu menutup seluruh anggaran berjalan yang dibutuhkan," jelas dia.
 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Annisa Ayu)